Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesetiakawanan Saat Pandemi Covid 19

12 Januari 2022   19:58 Diperbarui: 12 Januari 2022   20:05 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa Indonesia dengan kondisi alamnya termasuk yang rentan terkena bencana baik bencana alam seperti banjir, longsor, gunung meletus, gempa bumi, sunami dan lain-lain maupun non alam seperti pandemi Covid19 yang sekarang masih berlangsung. 

Mungkin dari bencana-bencana yang sering terjadi itu membentuk budaya gotong royong dan sifat kesetiakawanan yang tinggi dari warga negaranya dari Sabang sampai Merauke. Semoga kita mampu menghadapi musibah ini dan dengan gerakan gotong royong dan kesetiakawanan secara bersama-sama  dapat lolos dari musibah ini dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Penutupan pengalangan dana aksi peduli terdampak pandemi Covid19 dari kita untuk kita alumni Smaven A. 1.1. pada hari jumat tanggal 3 Juli 2020 terhimpun dana dengan total Rp. 7.350.000.

Jumlah dana tali kasih tahap I sebesar Rp. 5.000.000 berupa paket sembako dan uang tunai untuk keperluan sehari-hari atau mungkin dapat membantu biaya pendaftaran anak-anak sekolah.

Jumlah perwakilan yang akan hadir dalam penyerahan tali kasih kepada 3 orang yang terdampak pandemi Covid19 pada H-1 sebanyak 8 orang.

"Nok, rutene sesuk piye? Trus kumpul jam piro? Neng ndi?" Tanya Rohman.

"Jam 7-an Man. Pertama seko kulon sek cedak Mesjid Pathok Negoro, Ndongkelan. Berikute bareng-bareng neng lor Jogteng Kulon, trus terakhir neng Jl. Imogiri Barat. Bar kui lagek golek sate klatak acara syukuran anake Danang."

"Asyiap!"

Seperti biasa, dengan bantuan googlemap, Rohman mencari salah satu dari 4 Mesjid yang sangat bersejarah dalam perkembangan kerajaan Mataram Islam Ngayogjokarto ini.

Mesjid Pathok Nagoro yang jumlahnya 4 dibangun oleh Hamengku Buwono (HB) I setelah perjanjian Giyanti tahun 1757 sebagai benteng fisik pertahanan. Selain di Dongkelan juga dibangun di Plosokuning, Mlangi dan Babadan yang mengelilingi Kraton Ngayogjokarto sebagai pusat kerajaan Mataram Islam. Bangunan Mesjid ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dan pengelolaannya dibawah Kraton.

Rohman memilih jalur kota yang lebih pendek daripada memutar lewat ringroad, karena berangkat jam 6 pagi ketika jalanan masih sepi. Setelah sarapan, Ia seperti biasanya mengabari teman-temannya via WAG. "OTW Cah......"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun