Mohon tunggu...
Reyvanya Geraldine
Reyvanya Geraldine Mohon Tunggu... Insinyur - mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "A Handbook for Feeling Control"

7 Desember 2022   02:24 Diperbarui: 7 Desember 2022   02:33 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 oleh Reyvanya Geraldine, mahasiswi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang

 

Judul buku        : A Handbook for Feeling Control

Pengarang        : Agnes Chin

Penerbit             : Brilliant Books

Tahun terbit    : 2021

Ketebalan         : XII + 126 halaman

ISBN                    : 978-602-5861-88-8

Harga                  : Rp. 48.000,-


Buku ini ditulis oleh Agnes Chin, seorang penulis lepas yang tinggal di Sleman, Yogyakarta. Sebelumnya ia pernah menulis buku "25 Cara Kaya ala Ma Hua Teng" dan "40 Cara Sukses ala Jeff Bezos". Sehari-hari ia bekerja sebagai konsultan di perusahaan furniture dan mengajar Bahasa Inggris.

Mengenal diri sendiri adalah tahapan paling mendasar dan awal yang harus dimiliki seseorang. Tahapan ini memiliki peran penting bagi pengembangan diri dan kehidupan kita di masa depan. Ketika bisa melalui tahapan ini dengan baik, kita dapat memegang kendali atas kehidupan kita sendiri. Pada buku ini kita akan difokuskan untuk tahu bagaimana cara mengetahui dan mengendalikan diri kita sendiri secara bertahap.

Buku ini memiliki 6 bab. Bab pertama berjudul "Mengenal Diri" secara luas membahas tentang bagaimana cara mengenali diri kita sendiri atau biasa disebut self-sense. Pada bab ini juga dijelaskan secara persuasif akan tetapi ringan, tentang bagaimana kita mengembangkan diri dimulai dari penguasaan pikiran, emosi, tujuan, serta keinginan untuk mengendalikan.

Bab kedua berjudul "Mencintai Diri Sendiri", yang berisi tentang bagaimana pentingnya memiliki rasa cinta diri agar dapat menghadirkan ataupun merasakan kasih sayang yang ada di sekitar kita. Di sini juga di jelaskan bagaimana lingkungan sosial juga memiliki pengaruh yang besar terhadap terciptanya persepsi diri. Bab ini juga memberikan tips bagaimana cara belajar mencintai diri kita apa adanya. Ketika sudah mengerti akan konsep cinta diri, bahwa kita bertanggung jawab akan kebahagiaan dan kesehatan diri sendiri serta mengisi diri dengan cinta, secara sadar maupun tidak, kita akan senang membagi pengalaman dari proses cinta diri ke banyak orang. Ketika mencintai diri sendiri, kita tidak akan merasa perlu meminta dan mengambil kebahagiaan dari orang lain, atau meminta persetujuan orang lain untuk merasa bahagia.

Bab ketiga berjudul "Keluar dari Zona Nyaman". Setelah sudah melewati tahap mengenali diri dan mencintai diri, tahap berikutnya dari sebuah proses memegang kendali hidup sepenuhnya adalah keluar dari zona nyaman. Bab ini juga menyebutkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita yang selalu ada untuk memberikan dukungan moral ketika kita sedang merasa tidak seimbang. Namun, penulis juga menyantumkan bahwa kita dapat menjadi pribadi yang lebih kuat dengan lingkaran pertemanan yang suportif, kuat, dan erat. Selain itu, terdapat cara-cara menciptakan lingkungan pergaulan yang sehat, menghadapi lingkungan yang buruk, serta cara mengatasi perasaan bosan dan kehilangan motivasi, juga merawat diri atau self-care yang dicantumkan penulis pada bab ini.

Bab keempat berjudul "Tidak Perlu Membuktikan Diri kepada Siapa pun". Pada bab ini dituliskan bagaimana pentingnya disiplin dalam kompetisi dan makna kompetisi dalam pengendalian diri. Sikap disiplin penting dalam kompetisi karena bisa membentuk karakter yang membantu kita untuk tetap fokus meningkatkan kemampuan kita demi mencapai tujuan tanpa mudah teralihkan. Disiplin adalah kualitas yang penting untuk dipelajari karena membantu kita untuk mencapai pola dan kestabilan dalam menjalani hidup. Di sini kita juga dijelaskan bagaimana menghadapi pujian dan kritikan agar bisa bermanfaat untuk diri kita sendiri. Seperti kalimat yang dicantumkan penulis,"The trouble with most of us is that we'd rather be ruined by praise than saved by criticism", masih banyak dari kita yang terlalu larut dengan pujian sehingga lupa untuk terus mengembangkan diri dan menghindari kritik yang sebenarnya bisa membangun diri kita menjadi lebih baik.

Menerima kekurangan dan kesalahan kita merupakan bagian dari kendali diri yang tidak mudah. Dengan menerima diri secara utuh, kita akan mulai mencintai diri kita sendiri dan menjadi pribadi yang akan terus berusaha meningkatkan kualitas diri hingga mencapai tujuan hidup kita. Selain itu, pada bab ini mengingatkan kita untuk selalu fokus pada solusi dan tidak terlarut pada masalah.

Bab selanjutnya berjudul "Finally in Control", berisi tentang bagaimana cara mengetahui bahwa kita sudah memegang kendali dan bagaimana cara menjaga kendali itu tetap pada genggaman kita. Secara tidak sadar, kita akan lebih stabil secara emosional dan fungsional ketika kita tahu siapa diri kita, apa yang ingin kita lakukan, serta fokus pada langkah-langkah dan proses mencapai tujuan hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun