Aku tidak merebutnya. Salahkan cinta yang datang menjalar di dua hati. Dari pertemuan empat mata dan timbul percik-percik api cinta.
Tiada yang salah. Yang salah itu waktu. Kenapa dia terlambat mempertemukan kami. Jadi jangan ada lagi kata salah di sini.
Cinta itu memang tidak kenal waktu dan usia. Dia datang tiba-tiba tanpa permisi. Sebelum cinta itu larut alangkah baiknya dibuang jauh-jauh apabila sudah tahu bahwa sebelumnya dia sudah ada yang punya.
Tetapi aku membiarkannya mengalir dan mengalir akhirnya aku tidak bisa melupakannya. Bahkan aku ingin memilikinya sampai nanti maut menjemputku.
Cinta itu hadir dan tumbuh egois, tidak peduli dia milik orang lain. Yang penting aku dan dia saling mencintai. Tiada masalah bagiku menjumpai cinta pertamanya demi dapatkan restu agar lancar pernikahan kami.
Cinta itu indah dan harus diperjuangkan.
Erina Purba
Bekasi, 20012022