Mohon tunggu...
Leni Septyani
Leni Septyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya Leni Septyani bisa dipangggil Leni. Hobi saya menulis dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amira dan Zain

4 November 2023   08:15 Diperbarui: 4 November 2023   08:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bridestory.com/wedding-photo-video-alkafotografi/projects/wedding-muslim1613127619

Suatu hari ada wanita berhijab sedang duduk di taman kota sambil memikirkan ucapan ayahnya tadi malam.

Flasbhack On

"Amira, turun nak makan malam" ucap sang bunda

"Iya bund, sebentar"

Amira Senata Dirgantara, remaja umur 19 tahun yang masih kuliah di Universitas ternama yang ada di Bandung. Ibunda yang bernama Sintiya Renata, Ayah nya bernama Rudi Dirgantara, dan Kakak nya yang bernama Elvin Sean Dirgantara. Bisa dibilang keluarga Dirgantara adalah keluarga yang cukup kaya, karena memiliki cabang perusahaan dimana-mana.


"Selamat malam semuanya" Ucap Amira sambil berjalan menuruni tangga

"Malam princess" Jawab ayah dan bunda 

"Malam bocil" Jawab Elvin sambil mengacak-acak hijab Amira

"Bund, lihat kakak" 

"Kaaaak" Tegur Bunda Sintiya

"Ayo segera makan, setelah ini ayah ingin bicara sesuatu"

Setelah makan malam, keluarga Dirgantara berkumpul di ruang keluarga.

"Amira, sini nak. Ayah mau bicara sama kamu"

Amira segera pindah tempat duduk disamping ayahnya.

"Iya ayah, ada apa?" Tanya Amira

"Ayah sama temen ayah dari kecil sudah mempunyai perjanjian. Nama nya Abi Yusup, yang memiliki pondok terbesar di Bandung. Ayah dan Abi Yusup sudah berjanji dimana jika ayah mempunyai anak pertama perempuan dan temen ayah mempunyai anak pertama laki-laki. Maka ayah sama temen ayah akan menjodohkan keduanya. Karena Abi Yusup memiliki anak semuanya laki-laki, jadi kamu yang akan ayah jodohkan sama anak pertama Abi Yusup. Tidak mungkin kan kak Elvin yang ayah jodohkan."

Deg

"Yah, Amira masih mau kuliah. Amira ingin menggapai cita-cita Amira"

"Ayah tidak bilang, kamu akan berhenti kuliah sayang. Kamu masih bisa kuliah" Ucap ayah Rudi sambil memegang kedua tangan putrinya

"Tapi yah, Amira belum siap menikah. Dan Amira juga tidak kenal siapa laki-laki itu"

Ayah Rudi tersenyum sambil mengusap kepala Amira

"Nak, ayah memutuskan kamu menikah karna ayah ingin kamu dijaga sama laki-laki pilihan ayah. In Sya Allah dia laki-laki yang bisa menjaga mu, karena ayah tidak ingin kamu salah memilih laki-laki. Jadi tolong nak, terima perjodohan ini."

"Kan ada ayah sama kak Elvin yang jaga Amira"

"Maksud ayah, jika kamu menikah akan ada laki-laki makhram mu yang bisa menjaga mu 24 jam. Karena ayah dan kak Elvin tidak bisa menjaga mu 24 jam karena pekerjaan sayang. Jadi ayah dan bunda memutuskan untuk menjodohkanmu" Ucap Bunda Sintiya

"Tapi Bund,"

"Dek, maksud ayah dan bunda baik, dan ini juga demi kebaikan kamu" Ucap Kak Elvin

"Besok malam keluarga Abi Yusup akan kerumah, jadi ayah minta kamu siap dan terima perjodohan ini nak." Ucap ayah sambil meninggalkan ruang keluarga.

"Sayang, bunda percaya ayah melakukan ini demi kebaikan kamu" Ucap bunda sintiya

Flasbhack Off

Amira memang sempat sholat istikharah dan sudah menemukan jawabannya, tapi ia ragu. 

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Amira segera pulang kerumah. Dengan perasaan takut, sedih, ragu. Amira berjalan memasuki rumahnya. Sudah ada Ibunda nya yang menunggu di ruang tamu

"Sayang, ini baju pakai nanti malam ya" ucap bunda

Amira hanya mengangguk mengambil paperbag yang bundanya kasih lalu jalan menuju kamarnya.

Malam pun tiba, keluarga Abi Yusup tiba kerumah dirgantara. Singkat cerita, keluarga Abi Yusup dan Dirgantara sudah di meja makan.

"Kak, panggil adikmu" Ucap ayah Rudi

"Baik yah"

Kak Elvin naik ke atas untuk memanggil Amira.

tok tok tok

"Dek turun yuk, makan malam dulu"

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok wanita bergamis abu-abu dengan pashmina hitam, dia Amira. Penampilan nya malam ini sangat cocok dan cantik sampai kakaknya kagum melihat Amira.

"Adikku cantik sekali, cie yang mau nikah hahaha"

"Apa sih kak, ayo cepet turun nanti ayah marah"

"Takut ayah marah atau gak sabar ketemu calon suami" Goda kak Elvin

"Bundaaa, kakak godain Amira" Teriak Amira sambil lari ke bawah

"Heh, Princess tidak boleh teriak-teriak calon mertua mu disini" Tegur Bunda Sintiya

"Maaf Bunda" Ucap Amira sambil menundukkan kepalanya

Amira berjalan mendekati bundanya

"Salim sama Umi Salamah" Bisik Bunda Sintiya

Amira berjalan menuju Kursi yang diduduki Umi Salamah

"Cantik banget calon mantu ku, Bi" Ucap Umi Salamah sambil mengelus kepala Amira

"Iya dong, Abi yang memilih khusus untuk putra pertama kita, Ibrahim Rayhan Zain" Ucap Abi

"Kok Abang saja yang dijodohkan, Agam kapan abi?" Tanya Agam adiknya Zain

"Kamu masih lama, tunggu nanti dulu. Fokus sekolahmu"

Seisi ruangan tertawa, kecuali Amira dan Zain yang tetap menundukkan pandangannya.

"Ayo dimakan nanti lanjut lagi ngobrolnya" ucap ayah Rudi

Kedua keluarga sudah makan malam, dan saat ini mereka duduk diruang tamu. 

"Aku tau, kau sudah tau Rudi alasan kedatanganku kemari" Ucap Abi Yusup, dibalas senyuman Ayah Rudi.

"Dan Nak Amira pasti sudah diberitahu sama ayahmu tentang siapa kami" Amira mengangguk

"Silahkan Nak sampaikan apa yang akan kamu ingin sampaikan" Ucap Abi Yusup menepuk bahu Zain

"Saya Ibrahim Rayhan Zain menerima perjodohan ini dan ingin menjadikan putri kedua dari pak Rudi menjadi istri saya" Ucap Zain tegas dan yakin

Senyuman terbit dari semua keluarga kecuali Amira, dimana Amira ragu untuk menjawab lamaran dari Zain.

"Gimana nak Amira, apakah kamu menerima perjodohan ini dan menerima lamaran anak saya?" Tanya Abi Yusup

"Sayang" Ucap bunda lalu memegang tanganku, Amira melihat bunda nya. Anggukan yang Amira dapatkan

"Mmm. Bismillah, Amira menerima perjodohan ini dan menerima lamaran dari Ibrahim Rayhan Zain" Ucap Amira dengan posisi tetap menundukkan kepalanya.

"Alhamdulilah" Ucap semuanya

Tak terasa senyuman tipis, sangat tipis bahkan tidak ada yang bisa melihatnya, siapa dia, ya dia adalah Ibrahim Rayhan Zain. Zain tidak percaya bahwa lamarannya diterima. Meskipun Zain baru pertama kali melihat sosok Amira, ntah kenapa Zain langsung yakin bahwa Amira lah jawaban dari doa-doa nya selama ini.

"Pernikahan akan diadakan 1 minggu lagi" Ucap Abi Yusup

Deg

"Bund, Amira masih kuliah, apa tidak bisa nunggu setelah kuliah saja"

"Sayang jika menunggu kuliahmu selesai, Zain akan jamuran karena menunggumu sangat lama" Ucap Umi Salamah

Seisi ruangan tertawa kecuali Amira dan Zain yang masih menundukan kepalanya.

"Gapapa sayang, pernikahan akan tetap dilanjut, dan kamu tetap lanjut kuliahmu" Ucap ayah Rudi

Satu minggu kemudian.

Tidak terasa hari ini adalah hari dimana Amira menikah sama Zian. Dibawah sudah ada banyak tamu undangan, dari keluarga besar Dirgantara, Keluarga besar Abi Yusup, sahabat Amira, teman pondok Zain, dan masih banyak lagi. 

"Gimana mempelai laki-laki sudah siap melafalkan akad nikah?" Tanya penghulu

"In Sya Allah sudah siap pak" Jawab Zain tegas

"Silahkan jabat tangan calon mertua mu" Ucap penghulu

Jabatan kedua tangan laki-laki yang berbeda umur itu dipandang haru oleh keluarga yang menyaksikan.

"Ya akhi, Ibrahim Rayhan Zain"

"Na'am"

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Amira Senata Dirgantara alal mahril khomsuna (50) dinar wa adawati sholati haalaan"

Dengan suara yang tak kalah lantangnya, Zain mengucapkan kalimat sakral itu dengan sekali tarikan nafas.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."

Amira yang berada di sebuah ruangan meneteskan air matanya ketika mendengarkan suara lantang yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

"Sayang, princess nya bunda, putri bunda yang cantik sendiri. Sekarang kamu sudah menjadi istri dari nak Zain. Patuh sama suami mu, jangan pernah membantahnya, jadilah istri yang baik, meskipun kamu belum kenal nak Zain, tapi bunda yakin suatu saat nanti kalian akan saling mencintai" Ucap bunda Sintiya

"Bunda hiks hiks hiks" Amira langsung memeluk bundanya

"Sudah ya, jangan nangis lagi, sebentar lagi suami mu kemari, jangan lupa sambut dia dengan senyuman manis mu dan cium tangannya." Ucap bunda sambil menghapus air mata Amira dengan hati-hati karena takut make up nya hilang 

Di lain tempat, tepatnya di meja akad

"Susul istri mu dan bawa kemari" Ucap Ayah Rudi sambil tersenyum

"Baik ayah" Jawab Zain

Dengan perasaan bahagia, deg-degan, campur aduk. Langkah pasti Zain menuju ruangan yang dimana ada Amira.

Tok tok tok

"Sayang suami mu sudah datang untuk menjemputmu, bunda keluar dulu ya, inget pesan bunda tadi"

"Bunda, bunda disini aja ya temenin Amira, Amira takut" Ucap Amira sambil memeluk bundanya

"Hahaha, sayang nak Zain tidak akan menggigitmu, tidak usah takut ya. Bunda tunggu di bawah" Jawab Bunda Sintiya mengelus kepala Amira

"Sudah ya sayang suami mu menunggu mu diluar"

Dengan berat hati, Amira melepaskan pelukannya, dan duduk di kursi.

"Maaf ya menunggu lama, masuk aja nak, Amira di dalam" Ucap Bunda Sintiya

"Terimakasih Bunda" Jawab Zain sambil menyium tangan Bunda Sintiya, dan dibalas senyuman dari Bunda Sintiya

Zain masuk keruangan dan melihat ada sosok wanita yang memakai baju dress pengantin yang sekarang telah menjadi istri nya.

"Assalamu'alaikum Zaujati" Ucap Zain berdiri tepat didepan Amira

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" Jawab Amira pelan

Zain tersenyum dan mengulurkan tangannya, dan disambut sama Amira. Tak lupa tangan kiri Zain memegang kepala Amira dengan mengucapkan

"Allaahumma innii as-aluka khoirohaa, wa khoiro maa jabaltahaa 'alaihi, wa a'uudzu bika min syarrihaa, wa syarri maa jabaltahaa 'alaihi." Ucap Zain lalu mencium kening Amira

"Jangan menunduk terus saya ingin melihat wajah cantik istri saya" Ucap Zain sambil mengangkat dagu istri nya

"Tuh kan istri saya cantik, yaudah yuk kebawah sudah banyak menunggu kita" Tangan Zain menggenggam tangan istrinya, mungkin takut ilang kali ya hahaha

Tibalah sepasang pengantin berjalan menuju pelaminan, Zain menahan senyumannya karena ia sangat bahagia. Zain tidak akan melepaskan genggamannya pada istri cantiknya.

"Sayang jangan nunduk terus dong" Ucap Zain tepat di kuping Amira

Amira langsung menatap Zain, dan dibalas senyuman manis dari Zain

"Ya Allah ini suami aku ganteng banget kalau senyum, tau gini dari dulu aja nikahnya" Ucap Amira dalam hati

"Aku tau, Aku ganteng sayang" Ucap Zaim percaya diri

"Dih pede banget" Elak Amira

"Hahahaha" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun