Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Bagai Toefl

21 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 21 Juni 2020   06:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu guru yang baik, Jeany." Tiba-tiba Ayah berkata, membuka halaman terakhir laporan.

Aku mendongak. Tatapan bingungku bertabrakan dengan tatapan teduhnya.

"Belum, Ayah. Aku masih belajar. Coba Ayah lihat di baris terbawah," tunjukku ke arah deretan nilai progres tes para siswa.

Ayah menurunkan pandang. Ia tercenung menatapi angka 380 di baris terbawah.

"Masih ada satu murid yang tertinggal. Nilai progres tes segitu belum bisa disebut bagus buat calon mahasiswa S2. Aku bukan guru yang baik, Ayah."

Kehangatan merengkuh jemariku. Ayah menggenggam tanganku erat, tersenyum lembut.

"Semuanya berproses, Sayangku. Ayah yakin, Silvi punya keistimewaan yang tidak dimiliki teman-temannya."

Kuanggukkan kepala pertanda setuju. Muridku yang satu itu memang istimewa. Perjuangannya lebih besar dibanding seluruh teman sekelas. Setiap tetes perjuangannya akan kuhargai dengan perhatian tulus.

Kedua lengan Ayah membuka. Aku pun menyusupkan diriku ke pelukannya. Wangi Blue Seduction Antonio Banderas merasuk ke hidungku. Wangi Ayah yang sangat, sangat kurindukan.

"Suatu saat kamu bisa menggantikan Andreas ...argh."

Kata-kata Ayah terpotong erang kesakitan. Refleks kulepas pelukan kami. Senyuman Ayah terurai, tergantikan raut wajah kesakitan. Ayah membungkukkan tubuh seolah akan muntah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun