Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Bagai Toefl

21 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 21 Juni 2020   06:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, dengarlah itu. Saking sunyinya, detak jam dinding kuno di ruang kerja Ayah terdengar lima kali lipat lebih keras. Namun ... benarkah itu suara jam dinding?

Nampaknya, otakku mulai rusak. Halusinasi terlanjur menyerbu pikiranku. Masa, bunyi jam dinding sekeras itu? Aku tajamkan indra pendengaran.

Bukan, itu bukan suara detakan jam dinding. Suara itu berasal dari luar ruangan. Hantu? Kalau memang makhluk halus, mengapa bulu kudukku tak meremang? Aku punya bakat khusus melihat makhluk halus yang kuwarisi dari Ibun. Terus, itu suara apa ya?

"Halo," sapaku keras-keras, memecah keheningan malam.

Bunyi itu kian dekat. Satu kata lain menembus lobus-lobus otakku: perampok. Hanya perampok amatir yang meninggalkan suara.

Angin dingin berkesiur tajam. Jendela besar berkaca riben tak cukup kuat menahannya. Aku bersedekap, kedinginan bercampur takut.

Kriett

Hatiku mencelos. Pintu dibuka dari luar. Mataku memejam. Sesaat aku terlalu takut untuk membukanya.

"Sayangku ..."

Suara itu ...oh, tidak. Suara bass itu milik Ayahku. Cepat-cepat kubuka iris kebiruan mataku. Aku melompat bangun menyongsong pria tinggi tegap yang berjalan masuk sambil membawa segelas coklat hangat.

"Ayah? Nggak usah repot-repot, Ayah. Harusnya Ayah istirahat aja," protesku merasa tak enak hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun