Novel itu meluncur lepas dari jemariku. Ia mendarat di lantai dan meluncur ke kolong rak sebelah. Aku blingsatan mengambilnya. Seorang pengunjung menatapku mencela. Mungkin dia terganggu dengan ulahku.
Kupungut novel itu dari lantai. Saat aku kembali berdiri tegak, kepalaku membentur rak paling atas. Sebuah buku besar dan berat menimpa kepalaku.
"Aduh!" erangku kesakitan.
Buku laknat apa yang menjatuhiku? Kubalikkan buku itu, kubaca judulnya. Aku bersiap memaki pengarangnya.
Dan...kalian tahu apa yang kutemukan? Nama Ayah tertera sebagai pengarang buku! Stiker kecil menempel di bagian atas cover bertanda bestseller. Aku berdiri mematung, tak percaya dengan penglihatanku.
Ayah Calvin seorang penulis buku? Benarkah? Benarkah nama Calvin Wan yang tertera di punggung buku itu adalah Ayahku? Sungguh, aku tak menyangka. Dan bukunya bestseller?
"Dor! Melamun terus! Makan yuk, aku lapar. Udah dapet novelnya?"
Catharina menepuk keras pundakku. Kutarik tangannya ke meja kasir. Mata Catharina membulat heran melihatku membeli buku bisnis.
"Udah mulai serius belajar bisnis, ya?" godanya.
"Nggak. Pengen baca buku Ayah aja." sahutku setenang mungkin.
"Wow, Ayah kamu penulis terkenal Keren banget. Udah ganteng, berbakat lagi. Pernah nggak kamu belajar nulis sama dia? Kalo aku jadi anaknya, aku pasti udah belajar banyak darinya."