Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Buku Best Seller

20 November 2019   06:00 Diperbarui: 20 November 2019   06:14 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa saya akan terus menjadi manusia obat? Kemana-mana harus membawa obat dan meminumnya." Calvin berujar miris.

"Peluang sembuh selalu ada, Calvin. Kamu hanya perlu bersabar."

Kalau bukan karena Silvi, sudah lama Calvin bertekuk lutut. Penyakit ini menguras deposito dan daya tahan tubuhnya. Gegara NSCLC, rencana-rencana Calvin tak selonggar dulu.

Setelah menebus obat ke bagian farmasi, Calvin beranjak ke lobi. Supirnya telah menanti. Langit menangis, mengeluarkan air matanya dengan penuh emosi. Satu kakinya menginjak lobi tepat ketika iPhoenya bergetar. Pop up bertuliskan Silvi berpendar di layar.

"Ayah, bisa jemput aku?" Suara manja di seberang sana mengusir galau hatinya.

"Bisa banget, Sayang. Kamu dimana? Masih di sekolah?"

"Aku di mall, Ayah. Bentar aku shareloc. Bye."

Semenit kemudian, Silvi mengirimkan lokasi. Calvin menyuruh supirnya mengarahkan mobil ke mall.

Sesampai di mall, tempat parkir penuh sekali. Basement dan lapangan parkir di luar dipenuhi kendaraan beraneka jenis. Maklum, tanggal tua telah berganti tanggal muda. Nafsu belanja orang urban kembali menggila.

Calvin mulai tak sabar. Silvi pastilah sudah lama menunggu. Di seberang mall, terdapat toko buku. Dimintanya supirnya parkir mobil di toko buku. Dia akan menjemput Silvi di dalam.

"Hujannya deras sekali, Tuan. Tuan bisa sakit..." Supir itu berkata ragu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun