Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Hijab, Hati yang Memeluk Luka

12 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 12 Februari 2019   05:59 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan begitu, Sayang. Kamu sakit. Harus diberi perhatian ekstra."

Ingin Calvin membantah, tetapi ia tak terlatih untuk mengungkapkannya terang-terangan. Istilah to the point tidak pernah tercantum dalam kamus hidupnya.

**    

-Semesta Dokter Tian-

"Saya sudah sampai. Meja no. 21 kan?"

Dokter Tian tersenyum puas membaca pesan Whatsapp itu. Diraihnya kunci mobil dari atas nakas. Langkah kakinya menginjak tangga granit ketika Nyonya Dinda mencengkeram kuat tangannya.

"Mau kemana kau, Tian?" sergahnya kasar.

"Ketemu teman. Sudahlah, Dinda. Lepaskan tanganmu. Ini penting."

Nyonya Dinda tersenyum sinis. "Lebih penting mana? Melayat ke rumah keluarga atau bertemu temanmu?"

Kesabaran Dokter Tian mencapai titik nadir. Pelan tapi penuh kekuatan, dilepasnya tangan sang istri. Sudah habis dayanya untuk menghadapi Nyonya Dinda.

Teriakan marah Nyonya Dinda tak digubrisnya. Ia lajukan mobilnya secepat mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun