Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Isyarat Penebar Kabut Kesedihan

14 April 2018   05:40 Diperbarui: 14 April 2018   07:33 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gaya Hidup - Republika

Aku bukan aku yang dulu

Namun cintaku seperti dulu

Merelakanmu aku merasa

Bagai bulan dikekang malam (Rossa-Bulan Dikekang Malam).

**        

Alila Villa Uluwatu, tempat yang dikunjungi Silvi untuk melarikan luka hatinya. Kehilangan orang yang dicintai, orang yang telah dianggap sebagai ayahnya sendiri, sungguh menyakitkan. Menatap senja berlatar belakang indahnya laut lepas, berharap sedihnya pergi bersama berkas terakhir warna merah keemasan yang menghias langit.

Anak cantik bergaun tafetta pale blue itu menatap nanar langit kemerahan. Merahnya langit kontras dengan birunya lautan di depan kakinya. Tubuh Silvi sedikit gemetar. Jari-jarinya terasa dingin. Air mata menetes ke pipinya.

"Aku tidak mau mata itu...aku tidak mau." lirihnya berulang-ulang.

"Mata itu bukan milikku."

Sesosok pria tinggi semampai berjas biru muda, berambut pirang, dan bermata biru memeluknya. Berusaha mengalirkan kehangatan. Coba menyamai pemilik kehangatan yang baru saja meninggal. Lembut menghapus kabut kesedihan di hati Silvi.

"Itu keputusanmu, Sayang. Silvi anak baik...baik sekali." pujinya tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun