Cinta pun menang. Wasiat untuk menikah lagi luruh, ak terlaksana. Syifa bertahan pada janjinya. Sebelum menikah, sempat terjalin sebuah janji: takkan menikah lagi bila salah satu meninggal lebih dulu.
Namun, ada satu lagi wasiat yang cukup berat. Wasiat yang menandakan betapa lembut hati suaminya. Tak tanggung-tanggung, Adica mewasiatkan ginjalnya didonorkan untuk Calvin dan kedua matanya diberikan untuk Silvi. Jelas saja Calvin dan Silvi tak mau. Mereka berdua ikhlas. Lebih memilih hidup dengan organ cacat tak sempurna dari pada harus mengambil organ tubuh orang yang mereka cintai.
"Tidak, aku tidak mau." Tolak Silvi keras-keras.
"Aku mau mata biru ini saja. Uncle Adica sudah terlalu banyak menderita."
Calvin menyeka ujung matanya. "Aku tak rela adik angkatku tersayang dikuburkan dengan organ tubuh tak lengkap. Saat masih hidup ia sangat tampan, begitu pula saat ia sudah meninggal."
Wasiat super berat itu pun batal. Tanpa funeral organizer, namun berbalut sentuhan cinta, pemakaman berlangsung. Mercy Mansion San Diego Hills dipenuhi para pelayat yang datang dengan penuh cinta.
** Â Â Â
Berjuta fatwa cinta yang ada
Mengantarku pada kenyataan
Hatiku memeluk bayang-bayang
Ingin denganmu tapi tak bisa