Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar hidup

Lahir di negeri cincin api, hidup sebagai penyaksi, enggan mati sekedar jadi abu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dingin Harus Dicatat

3 Maret 2017   11:00 Diperbarui: 3 Maret 2017   20:00 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gumam pun redam di kebun agung.

Sebuah nisan tak bernama kering doa.

Tuhan, kenapa di zaman pembangunan banyak tragedi kemanusiaan ?

Cinta dan pemerintah, matikah keduanya ?

Atau cuma sekedar bungkam ?

Eko Petruk

Yogyakarta,07 Januari 2017

13:03 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun