Mohon tunggu...
Rillando Maranansha
Rillando Maranansha Mohon Tunggu... Statistisi, Penulis Opini, Pegiat Anti Narkoba

Orang minang yang besar di Palembang. Hobi menulis, membaca dan mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

ROMANSA (ROmantisme zaMAN SmA) : Curhat (Part 4)

23 Mei 2025   11:26 Diperbarui: 23 Mei 2025   11:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Seminggu sudah kisah cinta bertepuk sebelah tanganku dengan Rindu berlalu. Kami masih sering bertemu, tatap mata kami pun tak jarang beradu, tapi perasaan sakit masih menyelinap di hatiku, sulit bila hanya menjadi temanmu Rindu.

Hari ini aku melihat Atma begitu ceria, pagi2 dia telah menyapa kami semua dengan wajah cerianya.
"Hai, apa kabar kalian semua? Masih pagi nih, ayo semangat" ujarnya padaku, Ahmad dan Steve.
"Semangat bener, abis dapet lotre ya" ledek Steve ke Atma.
"Hahaha...bisa aja nih bule palembang" Atma balas meledek Steve.
Tiba2 Atma terdiam ketika seseorang masuk ke dalam kelas kami. Dia adalah Ratna. Tubuhnya langsing, dengan tinggai badan standar tapi senyumnya khas,  lengkap dengan lesung pipi seperti Ahmad.
Pandangan Atma tak lepas dari Ratna, hingga Ratna duduk di kursinya.
"Cantik ya" gumam Atma pelan namun terdengar di telinga kami.
"Ehem" aku berdehem dan membuat Atma kaget.
"Eh kita ngomongin apa ya tadi" Atma berusaha menutupi salah tingkahnya.
"Ngomongin si cantik" ledek Ahmad sambil pamer gigi gingsul nya.
"Ah bisa aja kamu" Atma tak bisa menahan malu seiring rona merah yang muncul di wajahnya.
"Laper makan, haus minum, naksir nembak. Gitu aja kok repot" ujarku ke Atma.
"Ditolak sakit hati" jawab Atma sambil bersungut.
"Asem" jawabku sambil melempar buku LKS yang ada di depanku.
Plak buku itu mendarat tepat di wajah Atma. Tampak Atma makin bersungut sambil mengelus keningnya.
"Bubar bubar, pak guru datang tuh" Steve mencoba mengingatkan kami dan kami pun segera kembali ke tempat duduk masing2.

Jam istirahat pun tiba. Atma mendekati Ratna yang masih setia di kursinya, di saat kebanyakan  siswa lainnya ke kantin untuk jajan.
"Ga ke kantin?" tanya Atma ke Ratna.
"Ga, kebetulan aku bawa bekal" jawab Ratna sambil menunjuk tempat makan dihadapannya. Dia bawa bekal beberapa lembar roti yang berisi mentega dan meses.
"Ooo...pantes ga ke kantin, bekalnya banyak ternyata" ujar Atma sambil mengeluarkan senyuman terbaiknya.
"Kamu mau, nih ambil aja, lagian ini juga kebanyakan untuk aku" tawar Ratna.
"Hahaha jadi enak nih" ujar Atma sambil mengambil sepotong roti milik Ratna.
"Aku mau curhat nih" sambung Atma.
"Curhat apa nih, wah jangan2 kamu lagi jatuh cinta ya?" goda Ratna.
"Hahaha makanya dengerin dulu, jangan buru2 ambil kesimpulan" Atma langsung protes.
"Ok...ok...ayok cerita, aku siap dengerin kok" Ratna pasang muka serius.
"Aku kenal dengan seseorang. Orangnya manis, baik, pokoknya tipe aku banget deh. Apalagi senyumnya, klepek2 kalo udah liat dia senyum" Atma membuka cerita.
"Manisan mana dengan senyumanku?" tanya Ratna.
"Hahaha bisa aja kamu" Atma tertawa kencang.
"Aku lanjut ya. Tapi aku ga tau dia udah punya pacar belum. Aku ga mau seperti Rana, dia deketin someone eh ternyata orang itu udah ada yang punya" Atma melanjutkan ceritanya.
"Ya ditanya lah, atau cari info dari temennya, kalo ga gitu ya gimana bisa tau" saran Ratna pada Atma.
"Iya juga sih. Makasih ya. Besok kita lanjut lagi curhatnya, jam istirahat kayaknya udah hampir selesai" ujar Ratna ketika melihatku, Ahmad dan Steve kembali ke kelas.

Keesokan harinya, Atma kembali menghampiri Ratna saat jam istirahat. "Gimana soal cewek kemaren? Udah tau dia punya pacar atau ga?" Ratna langsung bertanya.
"Belum terlalu dapet info sih. Tapi kayaknya masih kosong deh" jawab Atma.
"Kok kayaknya, ya dipastiin lah, katanya ga mau senasib kayak Rana" ujar Ratna lagi.
"Iya. Kayaknya aku emang harus segera dapet info itu, soalnya aku makin yakin kalo aku suka sama dia" Atma mulai bercerita.
"Sudah pernah ngobrol berdua?" tanya Ratna pada Atma.
"Sudah, selain cantik orangnya juga asik diajak ngobrol. Nyambung aja kalo ngobrol sama dia, pokoknya nyaman kalo lagi deket dia" jelas Atma panjang lebar.
"Wah beneran jatuh cinta nih anak" goda Ratna.
"Ya, semoga dia juga punya rasa yang sama" harap Atma.
"Ya usahanya harus makin keras, harus bisa menarik perhatiannya dan meyakinkannya kalo kamu tuh cowok spesial" Ratna mencoba menasehati Atma.
"Martabak kali ah spesial" celoteh Atma sambil terkekeh.
Spontan Ratna yang sebel mencubit lengan Atma.
"Aduh" pekik Atma pura2 meringis kesakitan padahal hatinya berbunga bunga.

Begitulah rutinitas Atma, setiap hari curhat ke Ratna tentang pujaan hatinya. Ratna pun senang mendengar cerita Atma sambil memberi beberapa saran, dia juga merasa beruntung karena bekal makannya ada yang bantu menghabiskan, jadi dia ga dimarah Mama nya karena bekalnya ga habis seperti biasanya. Hari ini Atma menghabiskan jam istirahat dengan anak2 Rendevu, dia kangen dengan pempek kuah lotek ala kantin sekolah. Aku sedang melahap pempek keriting atau biasa disebut pempek kerupuk favoritku di kantin.
"Jangan lupa dihitung makan berapa, nanti makan 5 ngakunya 3" ujar Atma.
"Sialan. Itu sih kamu" jawabku sambil melotot kesal.
Ahmad dan Steve tertawa mendengar perdebatan kami sambil memegang es sirup yang biasa kami sebut es hoya.

Sepulang sekolah tampak Ratna sedang duduk sendirian di kursi taman dekat lapangan basket.
"Kok belum pulang?" tanya Atma pada Ratna.
"Iya lagi pengen disini dulu, panas soalnya, matahari lagi lucu2nya nih" jawab Ratna.
"Aku temenin Ratna disini dulu ya, kalian pulang aja duluan, ga usah nungguin aku, ujar Atma padaku dan Alfi.
"Ok..lagian cacing di perutku udah siap2 demo nih kayaknya. Laper...mau buru2 pulang dan makan siang" jawab Alfi sambil mengelus perutnya.
Aku pun mengangguk tanda setuju dengan Alfi.
"Ok...hati2 si jalan" pungkas Atma.
Kami pun berlalu pulang meninggalkan Atma dan Ratna berdua.
"Aku temenin ya" ujar Atma pada Ratna.
"Dengan senang hati" jawab Ratna sambil tersenyum penuh pesona.
"Hm...kamu sendiri udah punya pacar belum, Rat?" tanya Atma pada Ratna yang sedang membetulkan tali sepatunya.
"Hm... belum. Ga ada yang mau sama aku" ujar Ratna merendah.
"Hahaha...kamunya terlalu milih kali" selidik Ratna.
"Ga lah, selama orangnya baik, sopan sama orangtua dan ga macem2 aku sih ok aja" jawab Ratna.
"Ga perlu ganteng?" tanya Atma lagi.
"Ganteng itu relatif lah, asal enak diliat dan ga malu2in diajak jalan aja" jawab Ratna lagi.
"Ya deh, aku doain kamu dapet pacar seperti yang kamu inginkan" Atma coba mendoakan Ratna.
"Makasih, semoga kamu juga makin deket dan jadian dengan pujaan hatimu itu" balas Ratna.
"Pulang yuk, udah ga panas lagi nih" ujar Ratna.
Atma mengangguk dan mereka pun berlalu meninggalkan sekolah.

"Makin deket nih dengan Ratna" goda Alfi ke Atma saat mereka main ke rumahku.
"Apaan sih, jangan sok tau" kata Atma sambil memainkan jemarinya di senar bas gitar hijau milikku.
"Jangan kebanyakan curhat, ntar malah dekat dengan yang diajak curhat" goda Alfi lagi.
"Hahaha udah2. Katanya kita mau ngulik lagu, jadi ga nih? Atma berusaha mengalihkan obrolan.
Kami pun mulai bermain gitar dan bernyanyi bersama. Ceria...khas para remaja.

Semakin hari Atma dan Ratna semakin dekat. Atma bercerita pada Ratna tentang cinta rahasianya yang ternyata belum punya pacar dan ga terlalu milih2 soal pasangan. Tapi ia belum mengungkapkan perasaannya tersebut.
Hari ini pun mereka kembali ngobrol berdua saat jam istirahat.
"Hm...aku mau tanya sesuatu nih" Atma membuka obrolan dengan pasang muka serius.
"Tentang apa?" Ratna bertanya balik.
"Masih tentang yang kemaren. Kalo kamu jadi dia, kira2 kamu mau ga terima aku jadi pacar kamu?" tanya Atma terbata.
Suasana mendadak hening. Tampak Ratna menghela nafas sebelum menjawabnya.
"Hm...kenapa ga. Kamu baik, lucu, dan asik diajak ngobrol. Kamu juga punya temen2 yang baik, yang ga nakal" jawab Ratna polos.
"Jadi kamu mau sama aq" tanya Atma sambil menatap mata Ratna.
"Kan tadi katanya misalnya aku jadi cewek itu. Ya kalo aku jadi dia itu jawaban aku. Kenapa jadi kamu nanyanya dengan aku? Aku kan bukan cewek itu" tanya Ratna heran.
"Hmm..sebenernya cewek itu kamu Ratna. Aku sengaja pura2 curhat biar bisa ngobrol dan dekat dengan kamu." tembak Atma yang sontak membuat Ratna kaget.
"Jadi cewek yang kamu ceritain itu aku? Jadi yang kamu puji2 setiap hari itu aku?" cecar Ratna.
"Iya" jawab Atma pendek.
"MasyaAllah. Kenapa ga bilang aja dari awal sih, ga usah pura2 curhat padahal yang dicurhati ternyata diriku sendiri" cetus Ratna sambil menepak keningnya.
"Ya maaf, abis aku bingung gimana caranya bisa dekat dengan kamu. Akhirnya aku pura2 curhat aja" terang Atma.
"Ya udah gapapa. Kamu udah tau kan jawabannya?" ujar Ratna pasrah.
"Jadi kamu mau jadi pacar aku, jadi kita jadian nih?" tukas Atma penuh tanya.
"Iya" jawab Ratna sambil pamer senyum manis plus lesung pipinya.
"Yes...yes...yes..." Atma melonjak kegirangan yang membuat beberapa siswa yang berada di kelas menatapnya heran. Atma pun segera duduk kembali sambil tersenyum ke arah Ratna.
Akhirnya Atma dan Ratna dekat gara2 curhat....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun