Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta

2 April 2021   22:07 Diperbarui: 2 April 2021   22:14 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Dahri Gunawan

Tatapan pertama yang mendebarkan jiwa, seakan dianggap cinta sejati selamanya. Berusaha menolak selainnya. Seakan tak jumpa walau setitik ketidak sempurnaan pada objek yang dicinta. Otak sudah bergerak pasif. Lantaran hati bergerak lebih aktif. Seakan mata buta pada selain dirinya. Telinga tuli mendengar suara selain darinya. Pikiran selalu tajam memikirkan akan dirinya. Seluruh panca Indra seakan sepakat dengan tujuan yang sama.Tak sadar kaki melangkah kepadanya. Tangan berusaha menggapainya. Bahkan hati tak berhenti berdoa,

"Tuhan, satukanlah diriku dengannya."

Seolah inilah keputusan final untuk dirinya.Cinta bermata dua. Adakala membinakan, tetaoi juga bisa membinasakan. Membina tak kala cinta berlandaskan pada cinta sang pemilik cinta. Membinasakan tak kala nafsu yang dulu naik tahta.

Terpelihara cinta dalam dekapan sang penciptanya. Indah semerbak harum mewangi bagi yang menghirupnya. Suci manis yang membuat candu bagi yang merasakannya. Merasakan kebahagiaan yang lebih istimewa. Tiada bosan yang berperan sebagai hambatan. Tiada kecewa yang menjadi rintangan. Cinta itu tetap bersemi indah di taman rasa.

Terbelenggu juga yang mendekapnya dengan nafsu. Seakan tak peduli Tuhan yang memberinya. Keharusan memiliki yang ujungnya timbul kecewa. Kebersamaan yang ujungnya timbul bosan setelah berkala. Tak peduli seberapa cantik. Tak peduli seberapa baik. Seiring masa berganti, nafsu akan memalingkan hati pada yang lebih memberi artibirahi. Akhirnya, hanya kecewa yang didapati.Kau pilihlah antara dua jalan ini. Ingin berakhir indah bersemi tiada henti, atau berakhir buyar setelah terpenuhi hasrat birahi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun