Â
Bolehkah aku, menggengam kembali kenangan yang pernah terampas oleh takdir?
namun bagaimana lagi aku harus memulainya?
terlihat bodoh di hadapan yang mulia cinta...
Mengapa angin buritan tak mengajakku pergi menjauh saja?
Hanyutkan kapal kayu sederhana yang dulu pernah sengaja kita tambatkan,
walau tahu simpulnya terlalu lemah...
biarlah hanyut bersama debur ombak,Â
agar kubisa semakin menjauh dari pantaimu yang teduh
dan terus mengembara di laut kenang tentangmu
Sesungguhnya , aku berada pada sunyi tak bernama
menjadikanku serupa helai daun kering yang jatuh oleh ringkihnya ranting
membiarkanku melayang-layang sendiri
hingga terhempas dipeluk ibu bumi...
Mei, petikan ke-21
Dari sudut kamar...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI