Sudah seberapa sering Kompasianer melihat konten keluhan HRD maupun User (manajer, supervisor, atau kepala divisi) perusahaan atas tindak-tanduk pekerjanya?
Pernahkah Kompasianer berpikir terbalik atas fenomena konten-konten tersebut, seperti apakah mungkin HRD maupun User justru yang keliru ketika melakukan Rekrutmen?
Benarkah di balik meja wawancara atau tumpukan CV, ada dinamika yang kompleks dan terkadang saling bertentangan?
Mungkin bagi yang sudah lama bekerja paham, barangkali ketegangan muncul ketika HRD dan user memiliki pandangan yang sangat berbeda terhadap satu kandidat.
HRD bisa melihat bahwa kandidat A punya sikap positif dan potensi besar, sedangkan User tidak melihat kandidat A tidak cocok dengan kebutuhan dan standar pekerjaan di tim mereka.
Apalagi kita tahu bahwa sekarang mencari pekerjaan tidak mudah, maka untuk --setidaknya untuk mengganti yang lama, mesti benar-benar tidak keliru.
Bagaimana Kompasianer melihat di balik layar rekruitmen pekerja? Apa yang mesti dibenahi dalam rekruitmen? Jika bisa memilih dan menilai, kira-kira siapa yang lebih mengerti kebutuhan tim?
Selain itu, berdasarkan pengalaman Kompasiner, apakah sudah ada budaya kolaboratif antara HRD dan user dalam proses rekrutmen di tempatmu? Bagaimana cara membangun komunikasi yang setara antara kedua belah pihak?
Silakan tambah label HRD vs User (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI