Kompasianer, bantuan dari pemerintah apakah itu berupa diskon transportasi, tarif tol, bantuan sosial dan pangan, atau bantuan subsidi upah, benarkah cukup untuk menutup dan meringankan kebutuhan rumah tangga? Apakah stimulus ini benar-benar terasa? Dan setelah dapat, hidup jadi sedikit lebih lega... atau tetap terasa berat?
Mengutip Kompas.id, pemerintah secara resmi menggulirkan 5 stimulus ekonomi sepanjang Juni-Juli 2025. Ini merupakan stimulus ketiga dalam tahun 2025.
Paket stimulus kali ini meliputi diskon transportasi, potongan tarif tol, tambahan bansos, bantuan subsidi upah, dan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja. Stimulus diskon listrik untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya 1.300 VA ke bawah, dibatalkan.
Pemerintah mengklaim stimulus ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat, juga diharapkan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi.
Tapi, sebagai penerima manfaat, apakah bentuk stimulus seperti ini sudah menyentuh inti persoalan rumah tangga sehari-hari Kompasianer.
Kalau belum, stimulus seperti apa yang sebenarnya lebih dibutuhkan? Lebih banyak bantuan langsung tunai? Bantuan sembako? Subsidi upah? Diskon tarif listrik? Atau seharusnya penciptaan lapangan kerja yang lebih masif?
Lalu, apakah bentuk bantuan ini benar-benar terasa dan bisa langsung mengurangi beban di dapur, ongkos harian? Atau justru masih banyak kebutuhan penting yang belum tersentuh?
Yuk, ceritakan dan bagikan pandangan Kompasianer. Bagaimana paket stimulus ekonomi ini berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga, dan saran apa yang bisa diberikan?
Silakan tambah label Paket Stimulus Ekonomi (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI