Kompasianer, kamu masih punya mimpi punya rumah sendiri atau sudah merasa itu cuma angan-angan? Di tengah harga rumah yang makin tinggi dan kebutuhan hidup yang tak kalah menekan, benarkah mimpi memiliki rumah kini harus direvisi?
Banyak milenial kini memilih menunda, bahkan melupakan keinginan membeli rumah. Gaji stagnan, harga properti melonjak, ditambah gaya hidup yang makin fleksibel. Semuanya bikin impian itu makin jauh.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sering disebut sebagai solusi. Cicilan panjang dianggap jadi cara mencicil mimpi.
Akan tetapi pada kenyataannya tak sedikit yang mundur karena DP tinggi, penghasilan belum stabil, dan takut terjebak utang jangka panjang.
Meski begitu, ada juga yang berhasil menjalani KPR karena disiplin dan perencanaan keuangan yang matang. Jadi pertanyaanya: Apakah KPR benar-benar jadi solusi realitis bagi Milenial atau justru hanyalah ilusi dan beban jangka panjang?
Kompasianer, bagaimana kamu melihat fenomena ini? Apakah benar bahwa memiliki rumah kini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya penghasilan besar atau privilege tertentu? Atau masih ada strategi finansial yang bisa dijalankan agar mimpi memiliki rumah bisa terwujud?
Kamu termasuk yang masih berjuang untuk mempunyai rumah? Bagikan opinimu! Ceritakan pandangan, pengalaman, atau bahkan perjuanganmu soal mimpi memiliki rumah.
Apa pilihan yang kamu ambil, dan mengapa? Siapa tahu, ceritamu bisa jadi inspirasi bagi Kompasianer lainnya yang tengah berjuang. Silakan tambah label Impian Memiliki Rumah (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI