Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Hidup Kembar Chang dan Eng, Pencetus Istilah Kembar Siam

11 Juni 2021   12:24 Diperbarui: 11 Juni 2021   13:18 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian ngerinya hingga mayat-mayat tak terurus bertebaran di sungai. Mereka kemudian dituduh sebagai Iblis penyebab wabah kolera.

**

Akhirnya di tahun 1829, keduanya berlayar ke Boston pada saat masih berusia 17 tahun. Adalah seorang pedagang asal Inggris yang Bernama Robert Hunter. Ia lah yang mengubah hidup kedua anak kembar dempet ini.

Awalnya ia berpikir jika Chang dan Eng adalah sejenis hewan aneh. Namun, ketika Hunter mengetahui keunikan sang Kembar Siam, naluri entertainernya pun muncul.

Hunter kemudian berbicara dengan orangtua Chang dan Eng. Amerika menjadi tanah yang dijanjikan. Uang 500 dollar pun berpindah tangan.

Seorang kapten kapal Bernama Abel Coffin juga punya andil. Ia membantu Hunter untuk meyakinkan Raja Siam saat itu, Rama III. Beberapa penari dan sebuah teleskop canggih jadi pembayaran.

Jadilah kedua saudara kembar tersebut keluar dari Siam secara legal. Kepintaran Chang dan Eng di atas rata-rata. Bahasa Inggris pun dengan cepat dikuasai.

Mereka juga sangat lincah dan tidak terpengaruh oleh 'cacat' pada tubuhnya. Konon, mereka bisa memanjat tiang kapal sama cepatnya dengan manusia normal.

**

Sesampainya di Amerika, mereka dengan cepat terkenal. Kasus kembar dempet belum dikenal luas oleh penduduk setempat. Sehingga istilah Kembar Siam pun menjadi tenar. Berasal dari panggilan Chang dan Eng.

Sesampainya di Amerika, Chang dan Eng menjadi entertainer. Tubuh mereka aneh, tapi lentur mampu memukau penonton. Dengan cepat mereka menjadi terkenal dan kaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun