Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Problema Sakit Jiwa di Indonesia, Puncak Gunung Es yang Belum (Pasti) Mencair

3 September 2020   17:58 Diperbarui: 11 September 2020   08:31 2034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlakukan yang mereka dapatkan di tempat-tempat penitipan tersebut, sering mengorbankan kebebasan mereka, bahkan tidak jarang juga mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang, akibat dianggap sudah 'dibuang' oleh pihak keluarga.

**

Bagaimana dengan langkah pemerintah? Dr Eka Viora SpKJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, mengatakan bahwa sejumlah upaya telah dilakukan Kementrian Kesehatan.

Salah satunya dengan memberikan pelatihan ke sejumlah dokter di layanan tingkat pertama atau Puskesmas agar bisa mengenali gejala depresi pada pasiennya. Sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dini.

Lebih lanjut, Eka juga mengatakan "Mulai tahun ini, sedang dibahas kurikulum pendidikan kedokteran yang memasukkan kesehatan jiwa menjadi bagian dari 144 penyakit yang bisa ditangani di Puskesmas," katanya.

Sehingga dokter lulusan masa depan, lanjut Eka Viora sudah bisa langsung "tune in" dalam masalah kesehatan jiwa dasar. Pemerintah tak perlu memberi pelatihan lagi, karena butuh biaya besar.

**

Gangguan kesehatan mental yang nampak di Indonesia, hanyalah merupakan puncak gunung es. Masih banyak kasus gangguan kesehatan jiwa yang belum terungkap.

Selain karena adanya stigma, sulitnya mencari layanan kesehatan, hingga mahalnya biaya. Namun masalah terbesar sebenarnya datang dari kurangnya edukasi, sehingga seseorang tidak sadar bahwa ia sebenarnya adalah penderita gangguan mental.

WHO merujuk sebuah fakta bahwa telah terjadi peningkatan tren bunuh diri di seluruh dunia akibat menderita gangguan jiwa. Pada tahun 2015 saja, ada sekitar 800.000 kasus bunuh diri di seluruh dunia.

Penyebab kematian akibat bunuh diri ini juga menjadi penyebab kematian nomer dua di dunia pada penduduk berusia 15 hingga 29 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun