Mohon tunggu...
Kim Maya Rose
Kim Maya Rose Mohon Tunggu... Penulis

Maya Rose, penulis aktif novel dan cerpen di berbagai platform menulis, selain itu hobby menggambar dan melukis. Suka membaca dalam kesendirian. Di luar kegiatan sebagai penulis., bekerja sebagai guru seni menggambar untuk anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Kebodohanku.

20 Juni 2025   14:02 Diperbarui: 20 Juni 2025   14:02 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku suka tempat sunyi.

Dan perpustakaan tua itu adalah surga buatku.

Tak banyak yang datang ke lantai dua. Selain karena tangganya curam dan lantainya bunyi tiap diinjak, konon katanya... ada yang pernah mati di sana. Aku pernah dengar cerita itu dari petugas perpustakaan waktu aku iseng ngobrol. Katanya, dulu ada siswi SMA ketiban plafon waktu hujan gede. Mati di tempat. Gimana bisa? Atapnya lapuk katanya, dan anak itu duduk tepat di bawah bagian yang rapuh.

Lucu ya. Cerita semacam itu malah bikin aku makin pengin ke sana. Bukan karena cari hantu,aku bukan pemburu makhluk astral atau apalah itu. Tapi karena buku-buku tua, bau kertas usang, dan suara derak yang terasa kayak bisikan dari zaman yang sudah dilupakan.

Panggil saja aku Dwitri. Dan ini cerita saat aku semestinya mendengarkan...

Tapi aku terlalu keras kepala untuk diselamatkan.

Hari itu aku datang jam dua siang. Langit mendung. Angin seperti nahan sesuatu. Lantai dua sepi seperti biasa. Aku duduk di sudut belakang, di meja panjang yang sudah miring sebelah. Meja favoritku. Tepat di bawah plafon retak, katanya. Tapi aku nggak peduli.

Buku yang kupilih tentang mitos dan kutukan lokal. Tulisannya kecil, spasi rapat, dan sudah agak kabur. Waktu aku mulai tenggelam di paragraf ketiga, aku mendengar langkah kaki.

Tapi anehnya, suaranya datang dari... atas. Dari loteng yang sebenarnya sudah nggak ada.

Creak... creaaaak...

Aku diam. Lalu mencoba mengabaikan. Pasti tikus. Atau kayu lapuk. Tapi lalu buku yang kupeluk jatuh sendiri. Dan di halamannya ada tulisan yang sebelumnya nggak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun