Mengenal dan menerima diri adalah langkah pertama menuju kedamaian sejati
Aku duduk. Menunggu. Mencoba menantangnya lagi. Dan dia datang.
Cinta bukan sekadar romansa, tapi tentang saling menjadi rumah, tempat pulang paling nyaman di tengah hiruk pikuk dunia.
Kisah perempuan membeli alat pertukangan di saat masih baru.
Jadilah pendengar yang ingin mendengar
Di perjalanan ini,Adakah mata melihatDan, telinga mendengar?Atau mata telah butaDan, telinga sudah tuli?Di perjalanan ini,Adakah rasa malu?Atau,
Merasa diri tak berharga dan pendapatmu diremehkan? Setiap orang pasti pernah merasakan diri tidak diperhitungkan oleh orang lain
Puisi ini dipersembahkan bagi mereka yang panas hati
Kudapat Melintas Bumi Di atas awan putih yang berarak
Dengar semilir angin Bertiup kencang ke timur,Ku dengar gemurau ombak Menghantam pasisir pantai,Ku rindu ayah yang jauh Di sana
Sejumlah, pepesan kosong pembicaraan dengan teman pukul 08. 00 wib. Tadi, pun sirna, lenyap.
Saya lihat saya lupa, saya dengar saya ingat, saya lakukan saya bisa, Bagaimana pendapat anda?
Transfigurasi terulang kembali di jantung hati agar bisa berjumpa dengan dia yang semakin membumi.
Di antara putus ada dan penuh harapan, hanya doa yang bisa terucap.
Ketika kesadaran itu muncul, aku mengalami dan menyadari
Selama bumi masih berputar Alloh akan kirimkan penjaga kebenaran
Teriakan suara hati menggelegar siapa yang akan mendegar?
Diary berisi refleksi tentang untuk apa kita memiliki dua telinga?