Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembah dan Hutan Menjadi Benteng Terakhir Kemerdekaan

15 Agustus 2022   22:02 Diperbarui: 15 Agustus 2022   22:05 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota sudah hancur luluh lantak tak tersisa

Pasar di bombardir tanpa ada ampunan

Jalan-jalan di terjang peluru tanpa ada hitungan korban

Korban jatuh di aspal dan tanah

Segala gang-gang sudah di kuasai para kolonial

Air mata dan darah mengalir di udara

Sungai-sungai menjadi benteng pertahanan

Namun semua tetap di kejar oleh para kolonial

Tak tersisa kota luluh lantak

Hancur berkeping-keping menjadi debu dan api

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun