Namun di balik kerumunan, Sidha Kalagana menyusun rencana busuk. Malam nanti, ia berniat memanggil makhluk gaib penjaga gunung untuk mempercepat pekerjaannya. Ia ingin candi itu tampak selesai dalam semalam, meski bukan hasil jerih payahnya.
"Biarlah mereka bekerja keras," gumamnya penuh ejekan. "Pada akhirnya, akulah yang akan dipuja sebagai pahlawan."
Langit Gunung Batur semakin kelam. Persaingan belum dimulai sepenuhnya, namun aroma tipu daya sudah menyelubungi sayembara itu.
Bersambung ke Bagian 7
Catatan Penulis:
Kisah ini memadukan sejarah dan imajinasi. Beberapa tokoh dan peristiwa diambil dari catatan sejarah, namun banyak pula unsur fiksi yang ditambahkan demi kepentingan sastra. Cerbung ini tidak dimaksudkan sebagai rujukan sejarah, melainkan sebagai upaya menghadirkan nilai moral tentang persahabatan, cinta, dan perjuangan menegakkan kebenaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI