Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kisah Berdirinya Candi Borobudur [VI]

14 September 2025   13:24 Diperbarui: 14 September 2025   13:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Bagian 6: Persiapan Sayembara

Malam itu, setelah mendengar nasihat Kakek Sabak, hati Pancapana menjadi lebih tenang. Ia sadar bahwa dendam semata tidak akan membawa kejayaan, dan persahabatan lebih berharga daripada kemuliaan yang diperoleh dengan cara curang.

"Indrayana," katanya lirih, "maafkan aku. Amarah membuatku buta. Kita seharusnya berjalan bersama, bukan saling melukai."

Indrayana menghela napas, lalu tersenyum kecil. "Aku pun salah, Pancapana. Persahabatan kita jauh lebih penting daripada perebutan kehormatan."

Candradewi yang sejak tadi menahan tangis, kini tersenyum lega melihat kedua sahabat itu berbaikan.

Keesokan harinya, mereka bertiga berangkat menuju Gunung Batur, tempat pembangunan candi akan dimulai. Di sana, para pemuda dan pertapa dari berbagai daerah sudah berkumpul, masing-masing berharap bisa memenangkan hati Putri Pramudawardhani.

Di antara mereka, tampak Sidha Kalagana. Pertapa licik itu berdiri dengan penuh percaya diri, meski wajahnya menyimpan kegelisahan. Ilmu gendam yang ia kuasai tidak berguna untuk memahat batu atau menyusun candi. Namun ia yakin bisa menemukan jalan curang untuk menang.

Sementara itu, Pancapana dan Indrayana mulai bekerja sama. Pancapana menggunakan tenaganya untuk membelah batu-batu besar, sementara Indrayana dengan kepiawaiannya mengukir relief dan arca. Candradewi ikut membantu menyiapkan perbekalan dan memberi semangat.

"Jika kita bersatu, kita bisa menyelesaikan apa pun," ujar Indrayana, matanya berbinar menatap hasil pahatan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun