Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Afghanistan: Politik, Ekonomi, dan Kesehatan

18 September 2021   00:15 Diperbarui: 18 September 2021   00:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amerika Serikat yang dulunya mendanai Taliban berbalik melawan Taliban setelah Taliban menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden, ketua kelompok organisasi teroris Al-Qaeda yang bertanggung jawab atas peristiwa 9/11, kepada Amerika. 

Pada akhir 2001, Aliansi Utara Afghanistan yang didukung Amerika Serikat berhasil memasuki Kabul dan menggulingkan Rezim Taliban. Mereka mengangkat Hamid Karzai sebagai presiden sementara dibawah Perjanjian Bonn. 

Atas dasar perjanjian itu pula, beberapa panglima militer diangkat menjadi gubernur, anggota kabinet, dan komandan militer. PBB juga memandatkan NATO untuk membangun pasukan bantuan keamanan nasional di Afghanistan. 

Akan tetapi, Taliban yang kabur ke selatan Afghanistan berhasil membangun kembali kekuatan mereka. Konflik terjadi antara Taliban dan pemerintahan Afghanistan yang didukung oleh Amerika Serikat. Hingga akhirnya, pada awal 2020, Amerika Serikat dan Taliban menandatangani perjanjian damai di Doha, Qatar. Dari perjanjian tersebut, Amerika Serikat berjanji akan menarik tentara mereka dari Afghanistan dan Taliban berhenti menyerang pasukan Amerika. 

Pada pertengahan Agustus lalu, Taliban yang telah berhasil menguasai beberapa wilayah di Afghanistan berhasil menjatuhkan kembali pemerintahan Afghanistan. Rakyat Afghanistan yang khawatir akan terulangnya kembali rezim Taliban berusaha untuk melarikan diri dari negara mereka. 1,2

Dampak diambil alihnya pemerintahan bagi rakyat Afghanistan

Rakyat Afghanistan berusaha pergi dari negara mereka karena kekhawatiran akan nyawa dan keluarga mereka. Ketakutan akan Pemerintahan Taliban kembali muncul seperti yang terjadi pada 1888 sampai dengan 2001 yang kurang menghargai hak-hak wanita serta perang sipil yang berkelanjutan menyelimuti rakyat Afghanistan. 

Walaupun, Taliban, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, menyatakan bahwa pada pemerintahan yang kali ini mereka akan menghargai hak-hak perempuan, berbagai pihak, seperti aktivis perempuan dan wartawan, merasa skeptis terhadap pernyataan Taliban tersebut. 3

Selain kekhawatiran terhadap kebebasan dan keamanan wanita serta kebebasan berpendapat, masih banyak lagi masalah kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan dan kesehatan juga sudah menjadi masalah di Afghanistan jauh sebelum Taliban mengambil alih pemerintahan pada pertengahan Agustus lalu. 

Dengan diambil alihnya kekuasaan pemerintahan oleh Taliban, beberapa NGO yang memang sudah sejak lama ada di Afghanistan mulai menarik diri dari negara tersebut. Walaupun masih ada beberapa NGO yang memutuskan untuk tetap tinggal di Afghanistan. 

Akan tetapi, kekurangan bantuan makanan dan medis akan memperparah masalah kemanusiaan yang ada di Afghanistan.  4,5 Dari segi ekonomi, sistem perbankan di Afghanistan beku tidak lama setelah Taliban mengambil alih Kota Kabul. Rakyat Afghanistan mengantre untuk menarik uang mereka dari bank, berharap dapat menggunakan uang tersebut untuk pergi dari negara mereka.6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun