MEMPERKUAT KEDEWASAAN POLITIK DAN MENGATASI FANATISME POLITIK
*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Dunia politik merupakan arena yang mempertontonkan perbedaan pendapat dan ideologi yang seringkali bertabrakan. Politik Indonesia terus menghadapi banyak persoalan kompleks, dan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pemahaman mendalam dan tindakan yang tepat. Masih saja ditemukan beberapa fenomena permasalahan penting yang perlu diatasi untuk mencapai kematangan demokrasi yang sesungguhnya. Fenomena yang sering dijumpai saat menghadapi suatu kontestasi pemilu adalah munculnya sikap kedewasaan politik dan muncul juga fanatisme politik yang dimainkan para pendukung terhadap partai politik maupun kandidat calon tokoh yang didukungnya dengan beragam narasi negatif. Fenomena kedewasaan politik dan fanatisme politik sudah tentu memberikan dampak terhadap dinamika perpolitikan.
Tulisan ini berangkat dari pengamatan penulis yang mengamati fenomena politik yang berlangsung, sering memunculkan perdebatan panjang berbagai pihak. Ada yang mengomentari dengan sikap pandangan konstruktif yang mencerminkan kedewasaan berpolitiknya, namun ada pula yang menampilkan sikap fanatisme politik berlebihan yang berujung hanya memecah-belah persatuan bangsa. Pada konteks ini, penulis ingin fokus membahas tentang bagaimana memperkuat kedewasaan politik dan mengatasi fanatisme politik.
Salah satu ahli yang seringkali berbicara tentang kedewasaan politik dan fanatisme politik adalah Dr. Karen Stenner. Ia adalah seorang ilmuwan politik dan psikolog sosial yang terkenal dengan penelitiannya tentang intoleransi politik dan ketegangan sosial. Dalam karyanya, Stenner mengulas pentingnya memahami tingkat fanatisme politik dalam masyarakat dan implikasinya terhadap stabilitas politik serta keberhasilan demokrasi. Dia menyoroti bagaimana fanatisme politik dapat memengaruhi perilaku politik individu dan kelompok, serta menciptakan ketegangan sosial yang serius. Melalui karyanya, Stenner memperluas pemahaman kita tentang dinamika politik dan mengajukan gagasan-gagasan yang relevan tentang bagaimana mengatasi fanatisme politik dan memperkuat kedewasaan politik dalam masyarakat yang majemuk.
Memahami Kedewasaan Politik
Kedewasaan politik adalah kemampuan individu atau masyarakat untuk terlibat secara konstruktif dalam proses politik dengan cara yang bijaksana, rasional, dan bertanggung jawab. Hal ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang isu-isu politik, kemampuan untuk berpikir kritis, serta keterlibatan aktif dalam pembuatan keputusan politik dan proses demokrasi. Kedewasaan politik tidak hanya mencakup pengetahuan tentang sistem politik dan lembaga-lembaga pemerintahan, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai moral, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat dalam pengambilan keputusan politik.
Pentingnya kedewasaan politik tidak dapat diabaikan dalam masyarakat yang demokratis. Kedewasaan politik mencerminkan kemampuan individu atau masyarakat untuk terlibat secara konstruktif dalam proses politik dengan cara yang bijaksana, rasional, dan bertanggung jawab. Ini adalah fondasi dari sistem politik yang sehat dan berfungsi dengan baik, karena memastikan bahwa keputusan politik didasarkan pada pemikiran yang mendalam, evaluasi yang objektif, dan partisipasi yang aktif dari berbagai pemangku kepentingan.
Dalam konteks demokrasi, kedewasaan politik menjadi kunci untuk memperkuat partisipasi warga negara dalam pembuatan keputusan politik yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Kedewasaan politik memungkinkan individu untuk memahami kompleksitas isu-isu politik, mengevaluasi berbagai sudut pandang, dan membuat keputusan yang berbasis pada informasi yang tepat dan pemikiran yang rasional. Dengan demikian, kedewasaan politik membantu masyarakat untuk menciptakan keputusan politik yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Memahami Fanatisme Politik
Politik kerap dianggap oleh sebagian kaum fanatis sebagai bentuk peperangan besar seperti layaknya pertaruhan hidup dan mati seolah-olah takdirnya nanti akan bergantung pada siapa yang memenangkan pertarungan. Pikiran seperti ini kerap berujung pada tindak kekerasan yang menciptakan jarak sesama anak bangsa. Fanatisme politik adalah sikap atau perilaku yang ditandai oleh keterikatan emosional yang berlebihan terhadap suatu ideologi, pemimpin politik, atau kelompok politik tertentu.
