Benang-benang kenangan ia kumpulkan dengan rasa sayang
Lalu disulamnya rasa rindu bertumpuk-pumpukÂ
Jadi sehelai tanda mataÂ
Dipajangnya di dinding kamar harapanÂ
Agar mata hati tetap terpatriÂ
Tidak lari dari kenyataan.
Seperti ibu yang melepas pergi anaknya
Dengan hati lapang dan tangan terbukaÂ
Meski beratÂ
Karena ia tahu setiap buah hati bukan milik pribadi.
Menyulam rindu
Dalam deraian air mata
Dan dekapan kasih
Membentang jarak, ruang dan waktu
Yang tak mudah runtuh oleh amukan asmara.
Ia terus menyulam rindu hingga tiba waktunya bersanding wajah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!