Mohon tunggu...
Dwi Jatmiko
Dwi Jatmiko Mohon Tunggu... Guru - Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang Keagamaan Peduli Agama, Peduli Sistem, Peduli Manusia dan Peduli Lingkungan. Jatmiko adalah Wakasek Bidang Humas Sekolah Penggerak Berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Integrasi Interkoneksi Solutif Sekolah Ramah Anak

9 Oktober 2022   06:21 Diperbarui: 10 Oktober 2022   08:09 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Sekolah Ramah Anak, Sekolah Pendidikan Karakter, Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta Minggu (9/10/2022) Dokpri

Jargon integratif-interkonektif memang cukup populer di dengar terutama dalam proses transformasi IAIN ke UIN, konsep tersebut menjadi kata kunci atau key concept atau "jargon", bahkan lebih dari itu, menjadi core and values serta paradigma keilmuan yang menjadi besik civitas akademik di lingkungan UIN Sunan Kalijaga dari saat itu hingga saat ini. 

Sejarah mencatat, bahwa gagasan besar yang membawa dialog keilmuan, penyatuan ilmu, hingga lahirnya ilmu dengan karakter yang baru itu tidak bisa dilepaskan dari sosok sang penggagas, yaitu M. Amin Abdullah, selaku rektor kala proses transformasi itu berlangsung. (Muhammad Muslih, 2017)

Pendekatan integratif-interkonektif merupakan pendekatan yang tidak akan saling melumatkan dan peleburan antara keilmuan umum dan agama. 

Pendekatan integratif-interkonektif adalah pendekatan yang berusaha saling menghargai; keilmuan umum dan agama sadar akan keterbatasan masing-masing dalam memecahkan persoalan manusia. 

Hal ini akan melahirkan sebuah kerja sama, setidaknya saling memahami pendekatan (approach) dan metode berpikir (process dan procedure) antar kedua keilmuan tersebut. 

Pendekatan integratif-integkonektif merupakan usaha untuk menjadikan sebuah keterhubungan antara keilmuan agama dan keilmuan umum yang tergabung dalam ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora. (Amin Abdullah, et all : 53)

Amin Abdullah melukiskan pola hubungan antar disiplin keilmuan keagamaan dan keilmuan non-keagamaan secara metaforis mirip-mirip dengan "jaring laba-laba keilmuan" (Spider web), dimana antar berbagai disiplin yang berbeda tersebut saling berhubungan dan berinteraksi secara aktif-dinamis. Corak hubungan antar berbagai disiplin dan metode keilmuan tersebut bercorak integratif-interkonektif (Amin Abdullah, et all : 107)

Masing-masing disiplin ilmu masih tetap dapat menjaga identitas dan eksistensinya sendiri-sendiri, tetapi selalu terbuka ruang untuk berdialog, berkomunikasi dan berdiskusi dengan disiplin ilmu lain. 

Tidak hanya dapat berdiskusi antar rumpun disiplin ilmu kealaman secara internal, namun juga mampu dan bersedia untuk berdiskusi dan menerima masukan dari keilmuan external, seperti dengan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ilmu-ilmu agama atau yang lebih popular disebut dengan Ulumu al-din tidak terkecuali disini. 

Ia juga tidak dapat berdiri sendiri, terpisah, terisolasi dari hubungan dan kontak dengan keilmuan lain di luar dirinya. Ia harus terbuka dan membuka diri serta bersedia berdialog, berkomunikasi, menerima masukan, kritik dan bersinergi dengan keilmuan alam, keilmuan sosial dan humaniora (Amin Abdullah, 2013 : 11)

Amin Abdullah mengartikan Integrasi sebagai "berlawanan dengan pemisahan", yaitu usaha memadukan ilmu umum dan ilmu agama. 18 Model dari integrasi adalah, "Menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai grand theory pengetahuan. Sehingga ayat-ayat qualiyah dan kauniyah dapat dipakai." Perbedaan yang mendasar antara islamisasi ilmu dengan integrasi ilmu adalah dalam hal pelumatan keilmuan umum dan agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun