Dalam islamisasi ilmu, keilmuan Islam akan memilih dan memilah ilmu-ilmu yang dianggap islami dan ilmu yang bukan islami dengan menghilangkan ilmu-ilmu yang bukan islami atau tidak cocok dengan Islam. Sedangkan integrasi dalam hal ini berkaitan usaha memadukan keilmuan umum dan Islam tanpa harus menghilangkan keunikan-keunikan antara dua keilmuan tersebut (Amin Abdullah, 2013 : 50)
Spider web yang ditawarkan Amin Abdullah adalah bersifat peta konsep. Sebagai sebuah peta konsep spider web, tentu saja peta ini dapat dimaknai sebagai berikut;Â
(1) bahwa setiap item yang terdapat dalam peta itu memiliki hubungan-hubungan, walau tidak seluruhnya, antara yang satu dengan yang lain; inilah yang dimaksud Amin Abdullah dengan keilmuan integratif;Â
(2) keilmuan itu berpusat pada Al-Quran dan Sunnah dan secara hirarkis berkaitan dengan sejumlah pengetahuan sesuai dengan tingkat abstraksi dan applied-nya;Â
(3) item-item yang terdapat dalam satu lapis lingkar menunjukkan kesetaraan dilihat dari tingkat abstraksi atau teoritisnya; danÂ
(4) garis-garis yang memisah antara satu item dengan item lain dalam satu lapis lingkar tidak dapat dipahami sebagai garis pemisah.
Pada spider web di atas menunjukkan hubungan yang bercorak teoantroposentris-integralistik. Di situ tergambar bahwa jarak pandang dan horizon keilmuan integralistik begitu luas (tidak myopic) sekaligus terampil dalam perikehidupan sektor tradisional maupun modern karena dikuasainya salah satu ilmu dasar dan keterampilan yang dapat menopang kehidupan era informasi-globalisasi. (Amin Abdullah, 2004 : 14)
Selain itu juga tergambar garis putus-putus yang menunjukkan ruang kosong di setiap bidang keilmuan yang memungkinkan dimasuki bidang keilmuan yang lain. saling berdialog dan bertegur sapa.Â
Terdapat wilayah pusat yaitu Al-Quran dan Sunnah sebagai core keilmuan yang berada di titik sentral. Bagian selanjutnya adalah berbagai macam pendekatan dan metodologi. Metodologi dan pendekatan tersebut digunakan untuk menafsirkan Al-Quran dan Aunnah yang dimaknai secara baru (hermeneutis).
Pada bagian selanjutnya terdapat ilmu-ilmu umum yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari ilmu agama. Selanjutnya, untuk menghubungkan agar ilmu umum dan ilmu agama relevan diterapkan sesuai perkembangan zaman, maka ilmu-ilmu tersebut dikoneksikan dengan berbagai beberapa persoalan yang masih hangat. Isu-isu yang berangkat dari perkembangan kondisi sosio kultural tersebut menempati lapisan terluar.
Al-Quran dan Sunnah merupakan core dari segala keilmuaan, maka tidak heran oleh Amin ditempatkan pada posisi sentral atau tengah. yang menempati titik sentral jaring laba-laba ini, yang kemudian disebut juga hadlaratun-nash, ilmu agama dan ilmu umum disebut hadlaratul-ilmi, dan keilmuan kontemporer yang didasarkan kondisi perkembangan zaman disebut hadlaratul-falsafah.