Proses pembelajaran dapat dimulai dengan mengamati (observing) video yang menunjukkan fakta-fakta ilmiah, kemudian mengintegrasikannya dengan sains Quran dan Hadits.Â
Lagi-lagi kemampuan semacam ini harus didukung dengan wawasan, bacaan, pengalaman, dan literatur memadai bagi guru yang melekat pada kompetensi pedagogik dan profesionalnya.
Diujung proses pembelajaran, pendidik secara bersama-sama menyimpulkan tentang sikap/nilai terhadap thaharah/bersuci; sikap sosial (KI-2), dan sikap spiritual (KI-1) bahwa kita harus bijak menggunakan air, tidak boleh berlebih-lebihan, menjaga lingkungan, kebersihan, dan harus bersyukur atas karunia Allah terhadap air yang diberikan.Â
Sikap Sosial (KI-2) dari proses penciptaan manusia dalam mata pelajaran biologi dapat berupa persaudaraan karena semua manusia berasal dari rahim yang satu dan lain-lain. Sedangkan Sikap Spiritual (KI-1) berupa rasa syukur atas kelebihan manusia dibading dengan mahluk lain.Â
Sekali lagi, penyampaian sikap sosial berupa "menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran), santun, responsive dan pro-aktif,...." dan Sikap Spiritual berupa "menghayati dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya" ini melalui pembelajaran tidak langsung yang diperlihatkan dalam ujuk kerja nyata bukan unjuk kerja semu melalui perilaku peserta didik.Â
Dengan demikian integrasi-interkoneksi manajemen pembelajaran semacam ini akan menghasilkan peserta didik yang berilmu amaliyah, beramal ilmiah, dan berakhlakul karimah. Akhirnya tercipta unggul dalam prestasi dilandasi akhlakul karimah. Pendidikan Integrasi Interkoneksi Solutif Sekolah Ramah Anak.