Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

hobi Menulis dan Berkebun Profesi Pustakawan dan wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lembaga PAUD dan Lingkungan Ramah Anak

2 Maret 2024   12:54 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan anak usia dini atau PAUD selain berfungsi sebagai basis pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan dan melatih potensi anak usia dini baik dari aspek  kognitif, psikomotorik, emosional, sosial dan keagamaan juga perlu memfasilitasi diri sebagai ikon lingkungan ramah anak mengingat dunia anak-anak adalah masa-masa pengenalan lingkungan sehingga di butuhkan lingkungan yang benar-benar kondusif bagi anak-anak untuk bermain. Masa anak-anak adalah masa-masa bermain sebagai aktivitas rutin tentu sudah selayaknya pendidikan anak usia dini ikut berperan dalam memikirkan perkembangan anak dengan berbagai tata lingkungannya sehingga dunia PAUD identik dengan lingkungan ramah anak. Apalagi saat ini kepentingan ekonomi sangat dominan sehingga arena lingkungan bermain anak menjadi terabaikan dan berubah menjadi bangunan-bangunan tertentu.

Semakin tereduksinya lingkungan anak yang disebabkan lingkungan tempat bermain yang makin terbatas merupakan problem krusial sehingga sudah saatnya pendidikan anak usia dini mengambil peran strategis sebagai upaya menyelamatkan sekaligus mengarahkan lingkungan anak agar tetap kondusif dan sesuai dengan perkembangan nalar emosional anak-anak terutama anak usia dini sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal dengan berbagai kreativitasnya. Karena dampak perubahan lingkungan secara drastis membuat anak makin bersikap lain terutama sikap social anak yang biasanya terlatih ketika anak bermain dengan sesama temannya kini mengalami perubahan.

 Apalagi dewasa ini fenomena keterancaman lingkungan bermain anak tidak hanya terjadi pada lingkungan sekitar, oleh sebab itu lingkungan sekolah terutama pendidikan anak usia dini sudah seharusnya  berperan penting dalam mengatasi persoalan makin terbatasnya lingkungan bermain di sekitar tempat tinggal anak. namun karena berbagai keterbatasan dan kepentingan seringkali orientasi penyelanggara PAUD cenderung menambah kapasitas gedung untuk menaikan daya tampung anak walaupun halaman sekolah terasa minim sehingga interaksi social anak terjadi secara monoton. 

Ide-ide bermain anak yang biasanya terwujud ketika anak bermain bersama di lapangan terkesan hilang, sehingga di sini amat penting pengaturan tata lingkungan untuk arena bermain anak. Diharapkan aturan pengelolaan PAUD juga harus memperhatikan keberadaan arena bermain anak. Sebagai wahana untuk berinteraksi secara social karena dampaknya semakin terkekang-nya lingkungan membuat anak makin terasing sehingga keberadaan anak cenderung memanfaatkan berbagai ruangan untuk bermain termasuk permainan yang tidak sepantasnya di dalam ruangan seperti dalam lingkungan sekolah adalah kantor, kalau dalam lingkungan rumah seperti menggunakan ruangan tamu atau kamar tidur.        

Hak Anak Bermain

Seringkali ketika lewat di gang-gang kampung banyak tertuliskan "hati-hati banyak anak-anak" dari situ kelihatan sekali anak membutuhkan ruang terbuka untuk bermain dengan teman-teman sebaya namun seringkali kepentingan orang dewasa terasa merampas hak anak akan ruang terbuka. Berbagai terobosan saat ini cenderung terjadi komersialisasi. Fasilitas taman-taman kota sebagai pusat bermain anak adalah ikhtiar minimal dari pemerintah untuk menyelamatkan anak-anak dari minimnya tempat bermain.    Perlindungan terhadap hak anak harus di jaga dengan memperjuangkan ruang public bagi anak di lingkungan sekitar terutama ruang bermain anak, sehingga memudahkan orang tua dalam pengawasan dan control, juga tidak terlalu membebani orang tua untuk sekedar bermain harus membawa anaknya ke taman-taman kota karena di samping tidak efisien juga interaksi dengan lingkungan sekitar menjadi kurang karena pusat bermain anak di jantung kota biasanya antara satu anak dengan yang lainnya tidak saling mengenal.

Bagaimanapun seorang anak mempunyai ekosistem tersendiri yang harus di pikirkan jangan sampai laju pertumbuhan anak menjadi hambar akibat tekanan lingkungan sehingga perkembangan anak ketika sudah dewasa justru berubah jadi individualis dan kurang peduli terhadap lingkungannya. Perhatian anak pada dunia anak usia dini setidaknya perlu diimbangi pula dengan tata laku lingkungan anak supaya kedepan anak akan lebih optimal dalam membangun kreativitasnya. Tantangan lingkungan yang makin berat juga merupakan halangan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang bersama lingkungan sekitar.

Cermin Kepribadian Anak

Anak-anak cenderung bertindak egois ketika lingkungan mereka menjadi terganggu rasa nyaman dan aman ketika bermain sudah hilang, permainan anak masa kini belum tentu dapat merangsang pertumbuhan serta kreativitas anak. Membiasakan anak bermain dengan lingkungannya dapat berdampak positif terhadap perkembangan anak tantangan zaman tampaknya harus disikapi sejak usia dini anak-anak. Membiarkan anak tumbuh alami bermain dengan lingkungan berinteraksi dengan teman sebayanya adalah bagian dari hak anak untuk tumbuh secara alami, jangan sampai anak-anak mengalami keterpasungan dengan membatasi ruang gerak anak-anak karena hal tersebut akan berdampak pada sikap ego dan ke-akuan yang sangat tinggi.

Kebutuhan akan lingkungan yang menyenangkan dan responsiv bukan berarti anak harus di buatkan taman-taman khusus tapi juga di perlukan tata lingkungan sekitar yang sangat kondusif dan penuh perhatian dari orang tua dari sinilah peran pendidikan anak usia dini dibutuhkan terutama agar fasilitas  lingkungan yang alami dan tampak asri sangat penting yang berguna untuk melatih anak mengembangkan permainan tertentu seperti petak umpet, gerobak sodor dan sebagainya sehingga dinamika dan perkembangan anak tidak semata-mata didominasi berbagai penerapan teknologi yang justru makin mengendalikan pola pikir anak. Sudah waktunya semua pihak ikut memikirkan ekosistem anak dengan tujuan supaya anak tidak kehilangan kontak dengan lingkungannya apalagi dengan lingkungan sekitar. Kebutuhan akan interaksi dengan teman sebaya perlu dilakukan dan peran sentral pendidikan anak usia dini sangat dibutuhkan demi terwujudnya anak-anak bernaluri tata lingkungan. 

(Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus).

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun