Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Bali Hanyut

11 September 2025   16:33 Diperbarui: 11 September 2025   16:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Bali hanyut
Kedua belah kakinya yang indah lumpuh
Tangan halusnya menggapai-gapai ketinggian awan
Berharap sangat hujan deras berhenti tumpah

Laksana sebuah perahu ..
Bali terombang-ambing bak berlayar di tengah samudera lepas
Jalan raya menjadi sungai-sungai baru
Pemukiman laiknya danau yang coklat menguning

Mobil-mobil bergelimpangan direnggut arus
Sampah-sampah bersirabut menjejali sesak pemukiman warga
Belasan jiwa pulang ke hariba'an sang Maha
Sementara beberapa warga yang lain dalam pencarian

Kenapa Pulau Bali hanyut?
Ada apa dengan Bali permatanya khatulistiwa nusantara kita tercinta?
Intensitas hujan boleh jadi tinggi selama dua hari
Namun sudahkah kita merawat bumi Bali dengan selayaknya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Razia Balon

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun