Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Senyummu Hanyut

25 Mei 2021   10:16 Diperbarui: 25 Mei 2021   10:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Pada hilir waktuku yang menangkap senyapmu

Engkau terpaku diam pada asamu yang luruh

Muara harapmu merupa dalam tatap nan pasi

Membasah basuh kata berbatu memahat sunyi

(2)

Tak ada sesiapa menyapa meski sekedar desir

Gemericik nafasmu tercekat diantara pokok pakis

Inginmu yang dulu membuncah tersaput sesap

Sejenak pandangmu jatuh memenuhi pematang

(3)

Secangkir kopi tubruk hangat meroyak ingatanku

Terdapat buih senyummu yang melekat erat di sana

Ketika engkau terperangkap hasratku ketika itu  

Meski pada hilir waktuku senyummu kini tlah hanyut

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun