(1)
Dulu sekali, ketika sapa pagi menjemputku
Ketika mula kali geliat sekujur tubuh ini menyibak selimut lelap
Setelah ucap alhamdulillah, hanya kopi nan membayang
Secangkir kopi hangat dengan aroma mistisnya yang erat memagut
(2) Â
Namun segalanya tlah berubah begitu cepat ..
Secangkir kopi hangat yang tersaji, kini menggigilkan nafas sendirian
 Kopi bukan lagi primadona pagiku yang menjemput
 Dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, dia hanya pelengkap
(3)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!