Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dunia Ini Panggung Omong Kosong

19 November 2022   16:42 Diperbarui: 22 April 2023   14:22 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu mudah perkara selesai. Pembeli mendapat bonus setengah kilo, pedagang curang tak kehilangan muka. Begitulah kecurangan akan terus berlanjut.

Di antara kegelapan malam dua bocah berlarian mencari tempat berteduh di bawah jalan layang karena kehujanan.

Sebelum itu salah satunya menemukan sesuatu yang terjatuh dari pengendara motor di persimpangan jalan ketika lampu merah sedang menyala.

Tanpa pikir panjang bocah itu mengembalikan ke pemiliknya. Saat itu si pemilik malah curiga. Kenapa si bocah memberikan sesuatu padanya.

Sesaat lampu hijau menyala ia baru sadar ketika  melihat sesuatu itu adalah dompet miliknya. 

Ia hanya bisa melihat si bocah berlarian sementara bunyi klakson di belakang saling bersautan.


"Kenapa kamu kembalikan dompet itu? Kamu yang menemukan itu sudah rezekimu." Temannya mengingatkan masih dengan napas terengah-engah.

"Tidak. Itu bukan milikku. Bukan rezekiku. Rezeki itu mesti halal dari usaha." Si bocah yang bernama Iman berkukuh dengan apa yang telah ia lakukan.

"Mbahku selalu berpesan jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu. Walaupun kamu tidak punya apa-apa. Aku selalu ingat itu."

Inilah dunia. Si bocah yang hanya bisa berteduh di bawah jalan layang masih merasa malu mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Sementara itu mereka yang sudah berkelimpahan uang tanpa malu-malu mencuri uang rakyatnya.

Mereka yang mengerti ilmu agama dan berpendidikan pamer omong kosong di media sosial, sementara bocah-bocah yang masih menjaga kejujuran tersembunyi dari kehidupan. Jadi berita hanya ketika ada yang  mati kelaparan. 

@dibiliksepi, 14 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun