Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dunia Ini Panggung Omong Kosong

19 November 2022   16:42 Diperbarui: 22 April 2023   14:22 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, sudah. Besok jangan terlambat lagi. Berangkat lebih pagi." Pak guru mempersilakan Andi masuk. Ia melangkah masuk dengan senyum penuh kemenangan atas omong kosongnya. 

Andi setiap malam keasyikan main gim daring  sampai tengah malam. Terlambat bangun. Macet jadi alasan sakti. Ternyata sukses.

Pak guru juga tak hendak banyak cakap atau mempertanyakan alasan Andi yang tak pernah berubah. Mungkin pak guru sudah paham karena ia pernah melakukan hal yang sama. Ketika masih sekolah.

Bisa jadi  sekarang zaman semua sepakat bahwa kemacetan adalah biang kerok keterlambatan. Bukan hanya anak-anak sekolah, tetapi juga bagi para pekerja. 

"Kenapa terlambat kamu, Din?" tanya atasan tempat Didin bekerja di pusat kota.

Pura-pura dengan wajah memelas Didin menjawab, "Aduh, Pak. Jalanan macet banget. Padahal pagi-pagi saya udah berangkat."


"Kamu kan bawa motor, kok masih bisa kena macet." Sang atasan masih berusaha menyelidiki.

"Biasa Senin, Pak. Macetnya padat. Jangankan motor, orang yang jalan kaki aja susah lewat." Didin pun berusaha meyakinkan.

Kenyataannya semalam Didin keasyikan berbalas pesan dengan cewek yang baru dikenalnya di media sosial Komporsiana. Media sosial pertemanan lokal yang sedang naik daun.

Terlambat. Katakan macet. Akan hadir anggukan kepala atau paling sedikit tanya. Entah takpercaya atau sekadar basa-basi. Solusi atas segala kemacetan adalah terlambat sepertinya sudah menjadi gaya hidup.

Entah sudah berapa banyak petisi dan orasi soal kemacetan di ibu kota negara. Namun, sampai hari ini kemacetan tak pernah reda. Kemacetan tetap menjadi bahan omong kosong semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun