Mohon tunggu...
Kata Kunci490
Kata Kunci490 Mohon Tunggu... Penulis Pemula

Suka nulis, makan dan main games

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anak Mama

5 Juli 2025   20:45 Diperbarui: 4 Juli 2025   17:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Argh...," Luna berteriak cukup kencang dan kedua matanya terbuka dan kedua tangan yang sudah lebih dulu bergerak seperti memberikan perlawanan terhadap sesuatu.

Perempuan manis itu langsung bangun dan terduduk dengan peluh yang membasahi wajah dan lehernya. Digelengkan kepalanya, lalu pandangan mata Luna menyisir keadaan sekitarnya beberapa saat sebelum tarikan napas panjang dengan hembusan yang dalam dilakukannya. Satu tangan perempuan muda itu mengurut pelan dadanya untuk memberikan sinyal aman.

"Nggak, nggak, itu nggak nyata. Mimpi, iya, itu mimpi. Sebaiknya aku mandi lalu doa malam agar merasa lebih tenang." ujarnya pelan.

Saat sedang mandi, Luna tidak serta - merta melupakan kejadian tadi. Dibawah guyuran air, kepalanya merunduk dengan kedua mata yang terbuka.

"Sial*n, kenapa harus mimpi kayak gitu sih? Pertanda sialkah? Nggak, denger Luna itu semua nggak pernah terjadi. Nggak...," batinnya sambil kemudian mendongak dan kemudian melanjutkan mandi.

Ditempat lain, Danar sedang duduk dengan sangat santai. Ditemani segelas minuman beralkohol dengan alunan musik favoritnya, terlihat jelas ekspresi rileksasinya. Sesekali diambil dan diputar pelan gelas cembung minumannya, dicium aroma minuman itu baru setelahnya diteguk pelan. Kedua matanya yang tertutup perlahan terbuka dengan senyum lebar menatap gelas dihadapannya.

"Luna - Saphira. Hehehe, kita lihat. Apa kali ini, kamu akan berhasil kabur lagi?" ucapnya santai dengan aksen licik khasnya.

Diacungkan tinggi gelas minuman itu tinggi ke depan seperti gerakan bersulang, lalu diteguk habis minuman itu dengan senyum sangat lebar menghiasi wajah lumayan tampannya malam itu.

Malam yang sama, ditempat berbeda. Begitu juga dengan harapan mereka yang juga tidak sama. Danar dan Luna, akankah takdir bisa memenuhi secara adil harapan mereka atau malah sebaliknya?.

********

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun