Mohon tunggu...
Karunia Nurma
Karunia Nurma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nyala Obor

31 Agustus 2017   19:13 Diperbarui: 1 September 2017   08:50 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh, Ibu sakit gigi?" Tanya Nini menebak.

"Iya, Ni, sudah dua hari tidak mau makan. Saya kasihan," Damar menjelaskan dengan sangat santun. Tubuhnya kurus kecil tapi sudah tinggi, suaranya sudah mulai serak.

"Umurmu berapa? Tanya Nini.

"Umur saya 15 tahun Ni, kelas tiga SMP.

"Wah aku kelas satu SMP," Dian tiba-tiba nimbrung yang sedari tadi diam mendengarkan.

"Pantas saja,masih kecil," ledeknya Damar.

"Ih aku sudah besar tahu!" Jawab Dian sewot.

"Sudah-sudah, hari sudah mulai gelap, kamu tidak ingin pulang Damar?" Nini mengingatkan sembari melihat salatan yang semakin sepi dan gelap. Orang-orang di desa sangat hafal perhitungan waktu. "Tampaknya sudah Ashar, kita pun harus pulang Dian, biar sampai rumah tidak sandekala," lanjut Nini.

Mereka bertiga pun beranjak dari Kali, jalan bersama hingga menemukan persimpangan jalur antardesa. Damar berpisah dengan Nini dan Dian.

"Terimakasih Ni, dan Dian salam kenal." kata Damar pamit. Baru beberapa langkah maju, Damar putar balik, dan memanggil.

"Diaaan, malam 17 Agustus, aku mau mengajakmu bermalam di kali tadi, bawa obor ya, Nini juga," teriaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun