Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Prosa Puisi | Sahabat Termurni yang Diberikan Alam

13 Desember 2018   15:09 Diperbarui: 2 Februari 2019   09:48 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini aku berjanji pada Sharique untuk datang ke taman tidak di hari Sabtu seperti biasa karena ada yang harus dilakukan. Dia pun menyetujuinya malah terlihat gembira.

Aku membawa teh hangat ditermos dan beberapa cemilan. Pasti seru berbincang dengannya sambil minum teh ditemani cemilan. Kadang aku suka heran sendiri teman berbincangku seorang anak kecil berusia 10 tahun. Mana yang diperbincangkan bukan hal yang ringan malah terlalu berat untuk anak seusianya.

Jiwa laksana tubuh
Perlu dikenyangkan
Makanan yang penuh nutrisi
Menegakkan jiwa
Berbincang adalah makanan terbaik untuk jiwa

Aku memasuki taman dari jauh sudah kulihat sosok Sharique, tapi tidak sendiri. Ada anak usia lebih muda dari Sharique sedang bersamanya. Anak yang lebih kecil menangis tak henti. Setelah melihat kedatanganku Sharique meminta ijin pergi sebentar dan menitiplan adiknya padaku. Ternyata anak kecil itu adiknya Sharique.

Adiknya Sharique duduk masih menangis, terkadang memandangku takut karena aku orang asing baginya. Aku tidak berusaha membujuknya karena aku takut malah berlari menghindar karena takut padaku. Yang penting dia ada didekatku. Sambil masih menangis dia berkali-kali mencuri pandang melihatku. Aaah wajahmu itu membuat siapapun ingin berlaku sebaiknya untukmu.

Wajah sedihmu membuat bunga layu
Apa kau tak ingin tersenyum ?
Apa kau tak ingin melihat kelopak bermekaran ?
Beraneka warna
Burung berebut bunga
Kupu-kupu tak mau kalah
Semua berlomba indah dengan senyuman di wajahmu
Simpan tangis dan sedihmu
Agar buana tak ikut muram

Tak lama Sharique datang. Tanpa dikomando sang adik terlihat gembira. Bertepuk tangan tak henti, memanggil dengan kebahagiaan yang membuncah. Karena tak sabar menunggu sang adik berlari menghampiri Sharique, memeluk erat seperti orang yang tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama. Indah dan hangat hati ini menyaksikannya.

Sharique menuntun sang adik. Menyerahkan plastik yang langsung diambil dan reaksinya lebih hebat lagi. Bahkan sang adik menjerit seperti histeris karena senang dan bahagia. Berkali-kali Sharique dipeluk erat, dan Sharique membalas pelukannya sambil tertawa hingga terlihat semua gigi rapinya.

Sang adik sibuk dengan apa yang dipegangnya. Plastik yang berisi beberapa belalang. Ternyata dia tadi menangis karena belalangnya lepas dan Sharique mencari lagi belalang yang kali ini dimasukkan ke dalam plastik agar tidak lepas.

Sang adik tertawa, ikut meloncat jika belalangnya meloncat, bertepuk tangan senang sekali. Aku tanya pada Sharique apa dia sayang pada adiknya walau tidak ditanyakan pun sangat terlihat bahwa Sharique sangat sayang pada adiknya. Aku ingin tahu apa dia punya kearifan hidup untuk masalah persaudaraan.

" Aku sangat menyayanginya. Kalau aku disuruh memilih seorang adik, aku pasti akan memilih dia lagi sebagai adikku. Dia adalah sahabat termurni yang sudah diberikan alam padaku."Jawabnya dengan mantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun