Mohon tunggu...
Kareina Azzahra
Kareina Azzahra Mohon Tunggu... 24107030012

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mie Ayam dan Bakso Pak Wah: Cita Rasa Hangat di Balik Perjuangan Keluarga Jogja

13 Juni 2025   18:54 Diperbarui: 13 Juni 2025   18:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Kota Yogyakarta yang terkenal akan budaya dan kulinernya, terdapat sebuah usaha kecil menengah (UMKM) yang telah setia menemani hari-hari warga lokal dan wisatawan selama lebih dari tujuh tahun. Usaha ini bukanlah restoran besar atau franchise ternama, melainkan warung sederhana yang menyuguhkan kehangatan dalam semangkuk mie ayam dan bakso. Usaha itu dikenal dengan nama "Mie Ayam dan Bakso Pak Wah", yang dikelola oleh pasangan suami-istri, Wahyudi dan Sari.


Usaha Mie Ayam dan Bakso Pak Wah dimulai sekitar tujuh tahun yang lalu. Berlokasi di Jalan Timoho, Caturtunggal, dekat dengan Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. warung ini menyajikan dua menu utama: mie ayam dan bakso, dua makanan favorit yang tak pernah kehilangan penggemar di tanah Jawa, apalagi kalangan Mahasiswa.

Warung Pak Wah bukan hanya soal makanan, tapi juga pengalaman. Aroma kaldu yang menggoda, suara pelanggan yang bercengkerama, serta keramahan sang penjual menjadikan tempat ini lebih dari sekadar tempat makan---ia adalah ruang interaksi sosial yang hidup. Ditambah lagi harganya yang sangat murah, yaitu hanya di hargai 7.000 rupiah per porsi untuk mie ayam biasa dan 9.000 rupiah untuk mie ayam bakso, harga yang murah dengan rasa yang nikmat membuat warungnya tak pernah sepi. Warung ini buka setiap hari dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 sore, sebuah rentang waktu yang cukup bagi para pekerja, pelajar, dan keluarga untuk mampir dan menikmati sajian mereka.

Pak Wah---begitu ia biasa dipanggil pelanggan setianya---bernama lengkap Wahyudi, pria berusia 47 tahun asli Yogyakarta. Ia menjalankan usaha ini bersama sang istri yang dengan cekatan melayani pelanggan dan menyiapkan bahan-bahan sejak pagi hari. Meski sederhana, kerja sama mereka mencerminkan kekompakan yang menjadi pondasi kuat warung ini.

"Awalnya saya jualan keliling pakai gerobak. Tapi ya namanya usaha, harus sabar. Alhamdulillah sekarang sudah punya tempat tetap, walaupun masih kecil," tutur Pak Wah saat saya temui.

Keputusannya untuk berjualan mie ayam dan bakso bukan tanpa alasan. Menurutnya, kedua menu ini memiliki peluang pasar yang luas dan bahan bakunya relatif stabil dari segi harga. Ditambah lagi, Pak Wah memiliki resep keluarga yang ia modifikasi agar sesuai dengan lidah masyarakat sekitar.

Seperti usaha kecil lainnya, perjalanan Pak Wah tidak selalu mulus. Ia memulai usaha ini dengan modal terbatas dan peralatan seadanya. Saat itu, ia bahkan harus meminjam sedikit uang dari saudara untuk membeli gerobak pertama dan bahan baku awal.

"Dulu waktu awal-awal jualan, sehari laku lima sampai tujuh porsi saja. Kadang kalau hujan, nggak ada yang beli. Tapi ya tetap dijalani, rejeki sudah ada yang ngatur," kenangnya sambil tersenyum.

Salah satu masa tersulit adalah ketika pandemi COVID-19 melanda. Penurunan drastis jumlah pelanggan hampir membuat warungnya gulung tikar. Namun, Pak Wah tidak menyerah. Ia mulai melayani pesanan lewat telepon dan aplikasi pesan antar, serta memberikan potongan harga untuk pelanggan tetap. Ketekunannya membuahkan hasil---secara perlahan pelanggan kembali berdatangan, bahkan bertambah karena rekomendasi dari mulut ke mulut.

Kini, dalam sehari, warungnya bisa menjual lebih dari 70 porsi di hari biasa dan hingga 100 porsi saat akhir pekan atau musim liburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun