Mohon tunggu...
Kania Husna
Kania Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo, aku seorang fresh graduate dari UIN Antasari Banjarmasin yang senang mencoba pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Diary

Suara Hati yang Lembut Tapi Nyaring

6 Juli 2025   01:12 Diperbarui: 6 Juli 2025   00:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melalui semua fase kebingungan, kesibukan yang hampa, dan perasaan tanpa arah yang seringkali kita alami, pada akhirnya kita semua akan merasakan sesuatu yang berbeda. Awalnya, itu mungkin hanya bisikan samar. Sebuah getaran halus di dalam dada, atau secercah pikiran yang muncul di tengah hiruk pikuk, yang membuat kita sedikit mengernyit. Ini adalah perasaan tidak nyaman yang muncul setiap kali kita mencoba membohongi diri sendiri bahwa semua baik-baik saja, atau setiap kali kita berpura-pura bahagia padahal hati terasa kosong. Bisikan ini terasa seperti alarm yang berbunyi sangat pelan, mudah sekali diabaikan jika kita tak benar-benar diam dan mendengarkan. Kita sering memilih untuk mengabaikannya, menenggelamkannya dalam kebisingan aktivitas sehari-hari, atau mengalihkannya dengan hiburan.

Namun, seiring waktu, bisikan itu tidak menghilang. Justru sebaliknya, ia semakin jelas, semakin mendesak, dan semakin sulit untuk diabaikan. Ia bukan suara yang berteriak-teriak marah atau menghakimi, melainkan suara hati yang lembut namun begitu nyaring dan kuat di telinga batin kita. Ia adalah panggilan yang tak bisa lagi kita elakkan, sebuah ketukan dari dalam diri yang menuntut perhatian. Suara ini tak datang dari keramaian dunia luar; ia muncul dari kedalaman jiwa, mengajak kita untuk berhenti sejenak, untuk menarik napas dalam-dalam, dan untuk bertanya pada diri sendiri: apa makna semua ini? Apa sebenarnya yang sedang kita cari? Ia mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang lebih besar dan lebih bermakna dari sekadar rutinitas, ambisi duniawi, atau ekspektasi orang lain.

Nabi Muhammad SAW, sang teladan agung, pernah bersabda, "Mintalah fatwa pada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenteramkan jiwa dan menenteramkan hati. Dosa adalah apa saja yang mengganjal dalam jiwa dan membuat hati gelisah, meskipun orang-orang telah memberikan fatwa kepadamu dan memberikan fatwa kepadamu." (HR. Ahmad dan Ad-Darimi).

Memahami "Fatwa Hati" Kita

Hadis ini adalah petunjuk yang sangat dalam, dan penting bagi kita untuk memahaminya dengan benar. "Fatwa hati" yang dimaksud di sini bukanlah berarti kita bisa mengabaikan hukum syariat, Al-Qur'an, Hadis, atau nasihat para ulama. Sama sekali tidak. Hati kita yang paling bersih sekalipun tetap harus tunduk pada petunjuk Ilahi yang jelas dan terang.

Lalu, apa maksudnya? Hadis ini berbicara tentang peran nurani atau hati nurani kita yang telah tercerahkan oleh iman dan ilmu. "Fatwa hati" ini berfungsi sebagai kompas batin yang peka, terutama dalam situasi yang:

  1. Ragu-ragu (Syubhat): Ketika ada hal-hal yang tidak jelas halal atau haramnya, atau ketika kita dihadapkan pada pilihan di mana tidak ada dalil eksplisit yang melarang atau memerintahkan. Hati yang bersih akan cenderung merasa tenang pada kebaikan dan gelisah pada hal yang meragukan.

  2. Pilihan Kebaikan yang Beragam: Saat kita memiliki beberapa pilihan baik, hati bisa menuntun pada pilihan yang paling sesuai dengan fitrah dan ketenangan batin kita.

  3. Teguran Diri: Ketika kita melakukan sesuatu yang kita tahu salah, meskipun mungkin tidak ada orang lain yang menegur, hati kita akan merasa tidak nyaman dan gelisah. Itu adalah alarm dari hati.

Dengan kata lain, hati yang dimaksud di sini adalah hati yang hidup dengan iman, bertakwa, dan memiliki ilmu. Hati seperti ini akan menjadi cerminan kebenaran, seolah-olah memiliki sensor alami terhadap kebaikan dan keburukan. Ia akan merasa tenang saat melakukan kebaikan dan gelisah saat mendekati dosa, bahkan jika orang lain mengatakan hal itu boleh. Ini adalah anugerah dari Allah, sebuah petunjuk internal yang selalu berusaha membimbing kita kembali ke jalan yang lurus, asalkan hati kita senantiasa dijaga kebersihannya dari noda dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun