Mohon tunggu...
M Furkani A
M Furkani A Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana

43224110068 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus 5 tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

10 Oktober 2025   10:56 Diperbarui: 10 Oktober 2025   10:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 11
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 11

Epictetus adalah seorang filsuf Stoik Yunani yang hidup sekitar tahun 50 hingga 135 Masehi. Ia lahir sebagai budak di Hierapolis, Frigia, namun kemudian dikenal sebagai salah satu filsuf Stoik paling berpengaruh. Meskipun tidak meninggalkan tulisan sendiri, ajaran-ajarannya dihimpun oleh muridnya, Arrian, dalam dua karya penting berjudul The Discourses dan The Enchiridion (Buku Pegangan). Epictetus mengajarkan bahwa penderitaan dan kebahagiaan manusia tidak bergantung pada keadaan luar, tetapi pada cara kita memandang dan menilai keadaan tersebut. Ia membagi kehidupan menjadi dua jenis hal, yaitu hal-hal yang berada dalam kendali kita seperti pikiran, penilaian, dan tindakan, serta hal-hal yang berada di luar kendali kita seperti tubuh, reputasi, kekayaan, cuaca, dan opini orang lain. Menurutnya, kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai apabila seseorang fokus pada hal-hal yang bisa ia kendalikan, serta menerima dengan lapang dada segala sesuatu yang tidak dapat diubah. Pemikiran ini menjadi inti dari filsafat Stoik yang menekankan ketenangan batin, rasionalitas, dan penerimaan terhadap takdir sebagai kunci menuju kebijaksanaan hidup.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 12
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 12

Kutipan terkenal dari Epictetus yang berbunyi "It's not what happens to you, but how you react to it that matters" menggambarkan inti dari ajaran Stoikisme, yaitu tentang kendali diri dan kebebasan batin. Maknanya menekankan bahwa yang menentukan kebahagiaan atau penderitaan bukanlah peristiwa eksternal, melainkan cara kita menafsirkan dan bereaksi terhadapnya. Menurut Epictetus, hal-hal di luar diri kita tidak memiliki kekuatan untuk membuat kita menderita kecuali jika kita sendiri memberi ruang bagi penilaian negatif atasnya. Ajaran ini sangat relevan dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, persaingan, dan ketidakpastian. Epictetus mengajarkan pentingnya berpikir positif, tidak bereaksi berlebihan terhadap masalah, serta menjaga kebebasan batin agar tetap tenang di tengah berbagai situasi. Pemikiran ini membantu manusia menghadapi tantangan hidup dengan sikap rasional dan damai, tanpa kehilangan kendali atas diri sendiri.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 13
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 13

Contoh kasus dalam ajaran Epictetus dapat dilihat ketika seorang karyawan tidak diterima dalam promosi jabatan yang diharapkan. Dalam situasi seperti ini, reaksi umum tanpa pengaruh Stoikisme biasanya adalah merasa kecewa, iri, menyalahkan atasan, atau kehilangan semangat kerja. Namun, menurut pandangan Epictetus, seseorang seharusnya berpikir positif dan rasional dengan menyadari bahwa keputusan atasan berada di luar kendalinya. Ia hanya dapat mengendalikan cara ia bekerja dan memperbaiki dirinya. Dengan pandangan seperti ini, seseorang tidak dikuasai oleh emosi negatif, melainkan menemukan ketenangan dan motivasi baru untuk berkembang. Epictetus menegaskan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari keadaan eksternal, melainkan dari disiplin pikiran. Dengan membedakan hal-hal yang bisa dan tidak bisa dikendalikan, kita dapat menerima hidup dengan lapang dada serta tetap berpikir positif dalam setiap situasi. Seperti yang dikatakannya, "No man is free who is not master of himself," yang berarti tidak ada manusia yang benar-benar bebas kecuali ia mampu menguasai dirinya sendiri.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 14
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 14

Konsep "The Will to Power" atau "kehendak untuk berkuasa" merupakan gagasan inti dalam filsafat Friedrich Nietzsche. Maknanya bukan sekadar keinginan untuk berkuasa secara politik atau fisik, melainkan dorongan dasar kehidupan untuk berkembang, mencipta, dan menegaskan eksistensi diri. Menurut Nietzsche, setiap makhluk hidup memiliki daya hidup yang mendorong mereka untuk mengatasi kelemahan, melampaui batas diri, dan menciptakan makna sendiri di dunia yang tidak memiliki makna mutlak. Karena itu, "The Will to Power" dapat dipahami sebagai energi positif kehidupan yang menjadi sumber kreativitas, keberanian, dan kebebasan manusia. Dari konsep tersebut lahirlah sikap yang disebut "Ja Sagen", yang berarti menyatakan "ya" pada kehidupan. Sikap ini mengandung makna menerima kehidupan secara utuh, termasuk penderitaan, kegagalan, dan kekacauan, tanpa menolaknya atau membaginya secara hitam putih antara baik dan buruk. Nietzsche menolak pandangan moral yang bersifat dikotomis, seperti antara suci dan dosa, atau sorga dan neraka. Ia justru mengajak manusia untuk mengafirmasi kehidupan sebagaimana adanya, menerima realitas secara penuh tanpa menghakimi. Dengan demikian, "Ja Sagen" merupakan bentuk keberanian untuk berkata "ya" pada seluruh kehidupan, bukan hanya pada bagian yang menyenangkan.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 15
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 15

Konsep "Amor Fati" atau mencintai takdir adalah bentuk tertinggi dari gagasan "Ja Sagen" Nietzsche. Ia mengajarkan agar manusia tidak hanya menerima nasib, tetapi juga mencintai setiap bagian kehidupan, termasuk penderitaan dan kesedihan, sebagai sesuatu yang bermakna. Amor Fati berarti mencintai apa pun yang terjadi tanpa penolakan. Nietzsche juga mengaitkan pandangan ini dengan pemikiran Demokritos, bahwa seperti atom yang tak terbagi, kehidupan harus diterima sebagai satu kesatuan utuh tanpa membedakan baik dan buruk. Dengan demikian, Amor Fati adalah sikap positif tertinggi yang mencintai seluruh realitas hidup apa adanya.

Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 16 
Modul PPT Prof.Apollo UMB 2025 Slide 16 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun