Mohon tunggu...
teteh ...
teteh ... Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

---------

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi

21 September 2025   09:41 Diperbarui: 21 September 2025   09:41 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hening malam, kubisikkan namamu,
Bagai melodi syahdu, meresap di kalbu.
Kau adalah rembulan, sinari kegelapan,
Bintang-bintang kecil, menari di pelupuk mata.
Hatiku adalah taman, kau adalah bunganya,
Mekarlah cinta suci, tak lekang oleh masa.
Akar yang tertanam, kukuh takkan terganti,
Siraman kasih sayang, tumbuh abadi.
Dalam debar jantung, namamu terukir,
Puisi cinta abadi, takkan pernah terukir.
Kau adalah senyumku, dalam setiap langkah,
Cinta ini nyata, takkan pernah musnah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun