Mohon tunggu...
teteh...
teteh... Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seri 42 : Tanah ...... Yeee...

19 September 2025   09:54 Diperbarui: 19 September 2025   09:54 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu, petualangan Haruka berlanjut!
Seri 42: Tanah Keheningan dan Nyanyian Para Batu
Setelah membantu penduduk desa nelayan, Haruka melanjutkan perjalanannya ke sebuah wilayah yang dikenal sebagai Tanah Keheningan. Di sana, tidak ada suara apa pun; tidak ada angin yang berdesir, tidak ada burung yang berkicau, bahkan langkah kaki pun tidak menghasilkan bunyi. Keheningan yang mutlak ini telah membuat penduduknya kehilangan kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi. Mereka hanya bisa menggunakan bahasa isyarat yang rumit.
Mereka menjelaskan kepada Haruka melalui isyarat bahwa keheningan itu disebabkan oleh seorang penyihir yang cemburu. Penyihir itu telah mencuri Nyanyian Batu, melodi kuno yang merupakan jantung dari tanah itu, yang memberikan kehidupan dan suara. Tanpa nyanyian itu, semua yang ada di sana menjadi sunyi.
Haruka menyadari bahwa ini bukan hanya tentang mengembalikan suara. Ini tentang mengembalikan harmoni dan ekspresi diri. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk melawan sihir keheningan adalah dengan menemukan kembali nyanyian yang telah hilang.
Ia masuk ke dalam sebuah gua yang dipenuhi dengan batu-batu raksasa. Gua itu adalah tempat di mana Nyanyian Batu bersemayam. Di dalam, Haruka menemukan penyihir itu. Namun, ia tidak terlihat marah atau jahat. Sebaliknya, ia tampak kesepian, memegang sebuah kristal yang bergetar. Kristal itu menyimpan Nyanyian Batu, dan ia terus mendengarkannya sendiri, seolah-olah ia adalah satu-satunya yang pantas mendengarnya.
Haruka tidak menyerangnya. Sebaliknya, ia memejamkan mata dan mulai menyanyikan melodi yang pernah ia dengar di desa, sebuah lagu tentang persahabatan dan kebersamaan. Suara Haruka, yang tadinya teredam, perlahan-lahan menembus keheningan gua. Penyihir itu terkejut. Ia tidak pernah menyangka akan mendengar suara lain di tempat itu.
Saat Haruka menyanyi, kristal itu mulai bersinar, dan melodi yang indah keluar dari dalamnya, bergabung dengan lagu Haruka. Perlahan-lahan, kristal itu melepaskan Nyanyian Batu ke udara. Penyihir itu tersenyum kecil, melepaskan kristal itu, dan menghilang. Ia menyadari bahwa musik tidak dimaksudkan untuk dinikmati sendirian.
Nyanyian Batu menyebar ke seluruh Tanah Keheningan. Suara-suara kembali. Burung-burung berkicau, angin berdesir, dan yang paling penting, penduduk desa dapat berbicara lagi. Mereka semua berterima kasih kepada Haruka.
Apakah kamu ingin tahu kelanjutan petualangan Haruka?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun