"Saya mau ke sekolahan. Mau saya tebas anak-anak yang kurang ajar itu. Biar mereka tahu, siapa Jambrong, dan siapa bapaknya."
Wati tak mampu menahan gerak suaminya itu. Parno sudah bergegas. Dengan pakaian seadanya. Dengan parang besar di tangannya. Dia menuju ke sekolah Jambrong.
Sesampai di pagar depan sekolah, Parno sudah berteriak-teriak sambil mengacungkan parang ke arah depan. "Hei, kalian anak-anak yang kurang ajar, yang sering mengejek anakku, ayo keluar!"
Mendengar teriakan Parno, semua guru keluar dari ruang kelas atau ruang guru. Beberapa siswa mencoba keluar dari kelas, sekadar melihat apa yang sedang terjadi.
Melihat kondisi tersebut, bu Murni, selaku kepala sekolah, meminta semua guru untuk kembali ke kelas. Kembali mengajar dan mengkondisikkan anak-anak.
Bu Murni, yang seorang kepala sekolah perempuan, menghampiri Parno.
"Ada apa, Pak?" tanya bu Murni dari kejauhan. Sambil berjalan mendekati Parno.
"Anak-anak ... saya mencari anak-anak yang kurang ajar. Anak-anak yang telah mengejek anakku!" Parno terus berteriak sambil mengacungkan parangnya.
"Berhenti di situ Pak!" kata bu Murni lantang, sambil menunjuk ke Parno.
Parno menghentikan langkahnya. "Tolong, jangan halangi saya bu. Saya mau mencari anak-anak kurang ajar itu."
"Jika bapak terus maju, saya akan menghadapi bapak." tantang bu Murni.