Tenggelam di puncak kepanikan
Jauh di kedalaman mimpi, tempat hayalan menemukan bayangan sejati. Manusia berjalan dengan wajah congkak, memakan dan melumat yang terlintas dipikiran. Setelah itu membiarkan harmoni berantakan, tertawa puas merasa menjadi raja kehidupan.
Kini ketika wabah datang melanda, gedung pencakar langit bak kertas tak berharga. Sepasang mata dengan airmata kesedihan, berdiri dan berlalu-lalang di persimpangan, menggumam dan meracau dengan bahasa setan.
"terlaknat, terkutuk,sialan," memaki sambil berharap pertolongan, melolong seakan tak pernah timbulkan kerusakan.Â
Bagan batu, 1 april 2020.