Mendung setengah dunia
Krisis menyandera segala suasana
Angin di salahkan karena keadaan
Kelembaban menjadi terpidana semena-mena
Tangis menghias cakrawala
Tawa hilang seiring jarak pandang
Rumput kering dipaksa menghasilkan embun
Tidur malam sejenak sebelum mimpi buruk datang
Terdiam!
Kutub utara menyapa kutub selatan
Langit enggan meneduhkan perasaan
Tenggelam di puncak kepanikan
Jauh di kedalaman mimpi, tempat hayalan menemukan bayangan sejati. Manusia berjalan dengan wajah congkak, memakan dan melumat yang terlintas dipikiran. Setelah itu membiarkan harmoni berantakan, tertawa puas merasa menjadi raja kehidupan.
Kini ketika wabah datang melanda, gedung pencakar langit bak kertas tak berharga. Sepasang mata dengan airmata kesedihan, berdiri dan berlalu-lalang di persimpangan, menggumam dan meracau dengan bahasa setan.
"terlaknat, terkutuk,sialan," memaki sambil berharap pertolongan, melolong seakan tak pernah timbulkan kerusakan.Â
Bagan batu, 1 april 2020.