mereka menulis sekumpulan kata, aku berkaca dalam tiap hurupnya. kadang melengkung seumpama roda, kadang tegak bagaikan tonggak menancap di mayapada. coreng-moreng perasaan di wajah, terbakar dan tersiram sering bersamaan. Tawa dan tangis sering kali beriringan, satu berpegang erat dengan pasangan, tak terpisah oleh titik dan koma. Selamanya
Barisan aksara kadang menyiksa, mengobrak-abrik rasa sebagai manusia, membanting dan meremukan kesadaran tentang siapa saya. Ternyata saya belum menjadi aku, sedangkan aku masih jauh dari derajat seorang hamba. Sangat jauuuuuh
Kapan? tanda tanya berjajar di setiap ruangan, memenuhi tembok kamar, melayang tinggi di langit-langit sepi. Entahlah! jawaban tak pasti menjadi kunci basi, antara yakin dan putus asa, atau mungkin antara munafik dan sejatinya
Semoga ada satu kata bisa memecah jiwa, semoga ada satu ucapan sebagai peringatan. Di mana? mengapa?
Bagan batu, saat hari mulai terang