Aku kehabisan kata-kata pagi ini, kosong laci hatiku, kosong di jalan pikiranku. Mentari sudah beberapa kali mengetuk dinding kamar,"Kang, mana puisimu yang biasa ku seduh dengan panasku?" Aku hanya termangu mencari penyebab hilang nalar sehatku
Sepanjang malam aku bergelut dengan batinku yang membatu, hendak memecahkan kebekuan dengan kapak besar, atau menguapkanya dengan lampu kamar. Sampai fajar datang menjelang, aku belum bisa menentukan pilihan
Hanya kata-kata ini yang masih tersisa, ku temukan bersama onggokan sampah, berserakan di langit-langit jiwa. Segera ku tuliskan lewat kompasiana, aku takut sebentar lagipun akan menguap di terbangkan hawa
Maaf bila mentari hanya sebentar bersinar, maaf bila di pertengahan siang akan segera menghilang. Maaf, karena kata-kataku hanya cukup sekian, mungkin malam nanti kan ku pinjam dari rembulan
Bagan batu 19 juli 2019